Peringati Internasional Women’s Day, Gerak IWD Sul-Sel Gelar Panggung Rakyat
Penulis: Lisda
Makassar, Cakrawalaide.com – Gerak IWD Sul-Sel mengadakan kegiatan panggung rakyat untuk memperingati hari Perempuan Sedunia di Cafe Riboko, Jl. Abdullah Daeng Sirua, Rabu (08/03/2023) dengan mengusung tema “Bangun Gerakan Politik Perempuan, Lawan Sistem yang Menindas”.
Melisa, selaku Humas Kegiatan Panggung Rakyat mengungkapkan bahwa peringatan IWD (Internasional Women’s Day) dirayakan setiap tahunnya pada tanggal Maret.
“Memperingati IWD diadakan setiap tahun dan dirayakan setiap tanggal 8 Maret, cuman kalau membahas tentang pergerakan perempuan kita rayakan setiap hari tentang usahanya melawan kekerasan,” ungkapnya
Lebih lanjut Melisa mengatakan ada beberapa rangkaian acara kegiatan panggung rakyat yang akan menghiasai perayaan IWD Sul-Sel tahun ini seperti orasi politik, puisi, testimoni perempuan, live musik, live mural dan lapak buku.
“Kalau rangkaian kan ada tadi yang sementara berjalan kan dari awal orasi politik seperti beberapa testimoni dari beberapa perempuan yang terdampak, yang pertama kayak pekerja rumah tangga tadi, dari penggusuran Bara-Baraya, dari perempuan pesisir juga, setelah ini juga sama penampilan-penampilan perfomers dari teman-teman jaringan, juga siswa dan ada orasi politik dari teman-teman jaringan yang tergabung,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan bahwa pergerakan perempuan layaknya perayaan tiap tahun, ia merayakan tiap hari tentang usaha melawan kekerasan terhadap perempuan.
“Internasional Women’s Day, kita rayakan tiap tahun, tapi kita rayakan tiap hari untuk perempuan sedunia tentang usahanya melawan kekerasan itu. Kita lakukan tiap hari cuma memang selalu di dunia itu menetapkan satu tanggal Momentum itu, jadi tepatnya tanggal 8 Maret sama hal kayak hari tani pada saat kita berbicara tentang hak petani itu,” ungkapnya Melisa.
Ibu Syaenab selaku perwakilan pesisir Tallo dan narasumber testimoni perempuan dikegiatan panggung rakyat IWD Sul-Sel berharap agar masalah yang terjadi di wilayahnya bisa diketahui oleh masyarakat luas.
“Saya kira ini cukup bagus supaya masalah ini diketahui lebih luas, bukan hanya dari segi pemerintah atau dari Sul-Sel bahkan dunia juga harus tau karena ini semua penyebabmya global, bahwa ada masyarakat yg sahamnya turun dan mereka tidak setuju dan pemerintah harus tau dan ada pergerakan dari perempuan bahwa mereka tdk setuju karena merugikan dari segi ekonomi, pembangunan dll,” harapnya.
Mama Ati perwakilan Takalar Desa Lassang Barat yang juga merupakan narasumber testimoni perempuan pada kegiatan panggung rakyat ini berharap bahwa kegiatan ini bisa membantunya mendapatkan tanahnya kembali dari pemerintah.
“Harapanku nak mauka ambil kembali tanahku karena sekarang ya beli ka beras nak dan dulu itu tidak, dulu nda belika beras, jagung, kacang kacangan, tapi sekarang serba dibeli baru tidak ada pemasukan baru suamiku dulu itu kernik, tapi tuami tidak kerjami anunya mami org dia kerja,” katanya.
Redaktur: Sahrul Pahmi