Seminar Internasional Farmasi UMI Soroti Riset, Kolaborasi, dan Inovasi Global

Makassar CakrawalaIDE.com Di bawah sorotan kilauan lampu, puluhan mahasiswa bersama Akademisi Fakultas Farmasi menggelar Seminar dan Symposium Internasional: 3rd Makassar International Conference On Pharmaceutical Science (MICPS) 2025 dengan tema “Pharmacy Forward: Research, Collaboration, and Innovation  for Future Healthcare” Kegiatan ini berlangsung di Gedung AL Jibra Universitas Muslim Indonesia(UMI). Kamis (24/09/2025).

Tahun ini sudah ketiga kalinya kegiatan konferensi ini dilaksanakan, mulai dari tahun 2021 setiap dua kali setahun dan juga termasuk rangkaian milad fakultas farmasi. Selain itu kegiatan ini juga untuk  menyongsong pembangunan nuansa akademik dalam fakultas dari skala nasional hingga internasional

“Sebagai wadah untuk tetap membangun nuansa akademik baik itu nasional  ataupun international” ungkap Aktsar Roskiana selaku ketua panitia kegiatan.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, jika tema yang diangkat menekankan pada riset mendalam saat melakukan penelitian ilmiah. Menurutnya riset yang dikembangkan dengan pendekatan inovasi yang tepat akan mampu menghasilkan dampak yang lebih besar dab bermanfaat untuk masyarakat.

“Salah satu hal yang sangat menarik dari riset itu adalah inovasi,  jadi meskipun itu simple ji sebenarnya tapi dengan adanya pendekatan inovasi yang bagus itu akan menjadikan  hasil yang lebih baik lagi dan berdampak,” jelas Ketua Panitia tersebut.

Rahman ketua BEM Farmasi mengungkapkan, bahwa hal paling menarik dari kegiatan terletak pada narasumber/ pembicara yang berasal dari Mancanegara. Seminar semakin menarik dengan kehadiran mereka sebab mampu menciptakan nuansa diskusi yang lebih menarik dan mendalam karena mayoritas pembicara adalah Professor yang ahli di bidangnya.

“Apalagi  pemateri atau narasumbernya  dari berbagai negara, tentunya narasumbernya itu memang ahli mi di bidangnya  rata-rata professor gitu,” ucapnya.

Menurut salah satu peserta ,terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya. Menurutnya kurangnya interaktif antara pembicara dan peserta membuat suasana diskusi terasa kaku sehinga tidak ada percakapan terkait materi yang lebih mendalam.

“Kurangnya interaktif para pemateri dan pendengar sehingga tidak menimbulkan diskusi-diskusi lebih lanjut atau ndak terlibatnya interaktif antara berdiskusi,” tutur Farhan.

Lebih lanjut Ia juga menambahkan, bahwa meski pelaksanaan kegiatan dalam Bahasa Inggris cukup baik namun akan lebih efektif jika diselingi dengan terjemahan. Hal tersebut akan dapat membantu peserta yang kurang memahami materi agar tidak kehilangan esensi dari pembahasan.

“Untuk pelaksanaannya dalam Bahasa Inggris itu cukup bagus, akan tetapi bisalah untuk evaluasinya agak bisa di selingkan dengan terjemahannya,” ujarnya.

Besar harapan setelah kegiatan ini, semoga mahasiswa khususnya mahasiswa UMI Farmasi bisa mingimplementasikan dan menerapkan dalam dunia Farmasi.

“Contoh tadi dalam penggunaan AI  yang di contohkan  dalam materi tersebut,” tutupnya.

Penulis: Nur Syafika Utami

Redaktur: Sudirman Rasyid