Sistem KRS Online Masih Prematur
Makassar, Cakrawalaide.com – Terobosan UMI dalam meningkatkan pelayanan terhadap mahasiswanya, banyak mendapatkan pujian. Beberapa mahasiswa menganggap bahwa kampus sekelas UMI dengan ribuan mahasiswa, sudah sepantasnya membuat sebuah pelayanan berbasis online. Ancang-ancang UMI menuju World Class University, patutnya membuat UMI menjadi lebih canggih dalam sisi pelayanan disamping meningkatkan kualitas pengajar dan sistem pengajaran.
UMI telah berbenah kini pelayanan pembayaran BPP dan pengurusan KRS tak lagi merepotkan, pemandangan antrean panjang yang acap kali terlihat saat pengurusan administrasi dan keuangan pasca final mulai berkurang. Pelayanan mahasiswa kini dapat dilakukan sekali klik lewat www.simpadu.umi.ac.id.
Dalam www.simpadu.umi.ac.id. Mahasiswa yang melakukan pembelanjaan mata kuliah dapat langsung memilih kelas yang tersedia. Misalnya katakanlah, mahasiswa telah memilih mata kuliah A, kemudian dapat memilih kelas C1 sampai C16, masing-masing kelas hanya menyediakan 40 kuota, jadi kelas yang telah mencapai kuota tersebut tak dapat ditambah lagi, sehingga mahasiswa harus mencari kelas lain yang masih menyediakan sisa. Sehingga tak ada lagi alasan kekurangan kelas. Sistem www.simpadu.umi.ac.id ini juga dapat mencegah jika terjadinya perkalasan yang bertabrakan.
Namun, terobosan UMI ini juga mendapatkan kritikan. Persoalan tak adanya sosialisasi ke mahasiswa dari pihak fakultas maupun jurusan menjadi suatu hal yang banyak dibicarakan. Di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) misalnya masih adanya mahasiswa yang bingung dengan sistem online seperti ini.
Di FIKOM, sistem pembagian perkelasan terlihat berbeda, FIKOM tidak menyediakan kelas C1 sampai C16 sepeti fakultas-fakultas lain. Di FIKOM setiap mata kuliah kelas praktikum hanya mempunyai kelas C1 dengan kuota 40 orang. Jadi ketika kelas C1 telah memenuhi kuota maka, akan muncul kelas C2, dan ketika penuh akan muncul lagi kelas berikutnya dengan kuota yang sama. Tapi sistem seperti itu membutuhkan waktu, sehingga ketika kelas C1 telah terisi penuh, kelas C2 belum muncul. Hal inilah yang membuat mahasiswa terus menunda pembelanjaan mata kuliahnya beberapa hari, bahkan ada yang menunda hingga seminggu. Beberapa mahasiswa lain yang tak mengetahui, kemudian mengambil kelas D1 yang masih menyisakan kuota. Tapi karena tak berjalannya sosialisasi dengan baik, sehingga banyak mahasiswa yang tak paham bahwa kelas D1 hanya di peruntukan untuk kelas ekstensi (non reguler) sehingga banyak KRS yang telah dicetak kemudian tak diterima ketika dikumpul di Bagian Akademik Fakultas.
Penulis: Cakar Ayam
Red: Arham
Sosialisasi hanya sebatas info petunjuk di kertas ji, bukan demo live. (minimal video lah).