Butiran Pancasila yang Hilang
Makassar, Cakrawalaide.com – Pancasila sebagai falsafah dan sebagai ideologi dalam sebuah tatanan Negara, dan menjadi pedoman dalam hal ini merupakan dasar serta asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejarah lahirnya pancasila tidak terlepas dari judul pidato Ir. Soekarno pada saat sidang BPUPKI yang dikenal Setiap tanggal 1 juni 1945 Sejak saat itu setiap tanggal 1 juni dan sampai sekarang yang di peringati sebagai hari lahirnya Pancasila yang di tandai dengan hari libur nasional.
Sila pertama, ketuhanan yang maha esa, yaitu kepercayaan yang dianut dalam umat beragama tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, bebas menentukan apa yang menjadi keyakinan dalam setiap individu tersebut , dan menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan antara umat beragama , serta menjadikan sifat toleran untuk tetap menjalin hubungan harmonis dan saling menjalankan kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, manusia adalah mahluk ciptaan tuhan bahwa kesetaraan antara manusia sebagai mahluk sosial yang sama akan derajatnya, dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta tidak semenah – menah terhadap orang lain.
Sila ketiga, persatuan Indonesia, Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak suku, ras ,dan budaya olehnya itu, pentingnya sebuah persatuan untuk menjalin rasa persaudaran yang tinggi dengan selalu bersikap toleransi terhadap setiap individu. Menjadikan Negara sebagai rumah untuk kita berpijak, Serta selalu menjalin hubungan harmonis antara umat beragama. Dengan selalu menjadiakan Bhineka Tunggal Ika “berbeda-beda tetapi tetap satu” sebagai dasar persatuan Negara kerakyatan Republik Indonesia (NKRI).
Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yaitu dalam pengambilan keputusan lebih mengutamakan musyawarah demi mecapai kebijakan bersama, dengan kata lain untuk kepentingan rakyat yang didasari dengan pikiran yang sehat, serta selalu menjungjungtinggi nilai-nilai kebersamaan. Tidak memaksakan kehendak dan selalu bersikap jujur, amanah dan bertanggungjawab.
Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang berarti bahwa setiap warga Negara Indonesia berhak merasakan keadilan baik dalam rana sosial, politik, budaya, sehingga menjadikan Negara yang makmur, damai, dan sejahtera. Sesuai apa yang menjadi cita-cita dari bangsa Indonesia itu sendiri. Dalam konsep keadilan itu sendiri yaitu pengambilan kebijakan atau keputusan tanpa adanya pihak yang dirugikan dalam hal ini yaitu setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan Negara dan kemajuan dalam sebuah Negara yang telah dipertimbangkan sedemikian rupa. Hal ini bahwa tidak adanya perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia dengan manusia lainnya, serta setiap individu berhak mendapatkan keadilan.
Kelima sila tersebut layaknya sebuah pedoman yang telah tersusun rapi dengan makna yang hampir sempurna, hal ini telah menjadi rujukan yang tidak bisa di ganggu gugat. Dalam hal ini sebuah aturan yang mengatur tatanan sistem pemerintahan hari ini tidak terlepas dari aturan main pancasila.
Sungguh miris yang terjadi di Indonesia aturan yang semenah – menah seperti tidak ada lagi keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kecil, asas yang mengatas namakan pancasial dan nasionalisme kini hanyalah sebuah topeng yang bermuka dua.
Indah dipandang , serta makna yang hampir sempurna kini disalah gunakan oleh oknum-oknum tertentu dengan kata lain hanya mementingkan diri sendiri dibanding kemaslahatan umat, dewan perwakilan rakyat yang biasa disebut wakil rakyat untuk kepentingan bersama dan nyatanya hanyalah isu-isu belaka yang jauh akan kebenaran kebenarannya.
Pancasila dengan makna yang nyaris sempurna kini telah melenceng dengan nilai-nilai yang ada, yang telah diterapkan hingga kini, nilai yang terkandung telah banyak melenceng bukan lagi untuk kepentingan bersama tetapi untuk kepentingan perseorangan.
Sangat disayangkan tepat 72 tahun lalu dan 72 kali, kita mengumandangkan ideologi pancasila, sekarang yang menjadi tanda tanya besar dibenak kita, bahwa peringatan hari ini kini akankah sama saja dengan peringatan tahun-tahun sebelumnya?, ataukah tidak , hanyah hati dan terapan yang kita rasakan kini yang dapat menjawab itu semua.
Dalam peringatan 1 juni 2017 Presiden Indonesia Ir. H. Joko Widodo mengatakan
“Negara maju sedang gelisah, sedang galau, sedang resah. Toleransi mereka terkoyak, solidaritas mereka terbelah, ketertiban sosial terganggu. Mereka dihantui terorisme dan ekstremisme“.
Dalam, sistem atau niai-nilai yang tertanam dalam pancasila mulai di salahgunakan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan sepihak, sunggung miris sistem yang berlaku sekarang di Indonesia, ketika hal ini terus-menerus berkelanjutan maka kehancuran yang akan melanda Negara kita tercinta.
Hanya ada satu solusi yang dapat menjadikan negara kita tercinta ini menjadi Negara yang menjungjung nilai-nilai pancasia yang telah sempurna yaitu kesadaran dalam diri akan tindakan dan menjungjungtinggi serta mengamalkan cita-cita dari Pancasila itu sendiri
Kita hanya bisa mengenang sejarah, Pancasila yang seharusnya kita tanamkan dalam kehidupan sehari – hari, kini terlupakan oleh bangsa Indonesia.
Ir. Soekarno mengatakan dalama buku “Pancasila sebagai dasar negara hlm. 65”
“Bangsa adalah segerombolan manusia yang keras ia punya keinginan bersatu dan mempunyai persamaan watak yang berdiam diatas satu geo politik yang nyata satu persatuan.”
Penulis : Baso Anjasman
Red : Hashim