Geruduk Kampus, Mahasiswa UINAM Tuntut Pencabutan SE dan SK Skorsing

Makassar Cakrawalaide.com, Senin 02/09, Sejumlah Mahasiswa UINAM telah menggelar aksi unjuk rasa, menuntut Pencabutan Surat Edaran Nomor 2591 dan Surat Keterangan Skorsing didepan Gerbang Kampus UIN Alauddin Makassar Jl. Romang Polong, Samata Kabupaten Gowa.

Reski, mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang  dihubungi oleh awak CakrawalaIDE melalui WhatsApp menerangkan kini sudah 21 Mahasiswa telah mengalami skorsing.

Andi Fadly selaku massa aksi juga  menerangkan saat ini 28 mahasiswa tengah dibayangi – bayangi  SK skorsing.

“Jumlah mahasiswa yang terancam diskorsing ada 28 orang dan sudah ada  beberapa yang diskorsing” ungkapnya

Lebih lanjut ia juga menerangkan bahwa diskorsingnya Presiden Mahasiswa dan jajarannya selama 2 semester telah berimplikasi pada mandeknya organisasi kemahasiswaan.

“Presiden mahasiswa UIN Alauddin Makassar Tahun 2024 itu diskorsing 2 semester, yang dimana otomatis akan tidak menjabat lagi, yang dimana sejajarannya seperti Sekjen, Menteri, dan DEMA U itu sendiri, itu diskorsing 2 semester juga,” sambungnya.

Disela – sela aksi, salah satu orator dengan lantang menegaskan bahwa Surat Edaran yang keluar seolah mencoreng nilai demokratis dalam skala universitas.

“Ini adalah pelecehan demokrasi kampus,” tegasnya.

Orator tersebut menilai SE yang dikeluarkan Rektor seolah mencoba menyempitkan ruang mahasiswa dalam berlembaga.

“Karena dengan tegas pimpinan – pimpinan kampus, coba mengkerdilkan ruang – ruang demokrasi mahasiswa baik internal dan eksternal” tutur orator yang mengenakan baju warna putih itu.

Andi Fadly juga mengaku walaupun tidak melakukan perusakan seperti mendobrak pagar, massa aksi telah mendapatkan tindak kekerasaan oleh pihak keamanan kampus saat melakukan unjuk rasa.

“Kami mahasiswa UINAM yang melakukan demo itu mendapatkan tindakan represifitas, yang dimana tidak ada sama sekali kami melakukan kekerasan ataupun pendobrakan ataupun tindakan – tindakan anarkisme” tambahnya.

Dia juga merasa heran dengan bentuk pengamanan yang dilakukan oleh security kampus.

“Yang dimana entahkah mereka dibayar, ataukah mereka betul – betul mencintai pekerjaannya,” tutupnya.

Penulis: Naufal Al Hikam

Redaktur : Nafra Ayuningtyas