Kronologi Rektor UMI Bubarkan Galang Dana Untuk Maba (ZA)
Makassar, Cakrawalaide.com – Puluhan mahasiswa mengatasnamakan Solidaritas Mahasiswa Peduli Beasiswa Binaan UMI, menggelar penggalangan dana di gedung Menara Center Universitas Muslim Indonesia (UMI) untuk membantu mahasiswa baru berinisial ZA yang terancam tak bisa kuliah karena faktor ekonomi, Rabu (4/9).
ZA merupakan salah satu mahasiswa baru Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, dia berasal dai latar belakang keluarga yang kurang mampu. Diketahui ZA adalah seorang yatim yang tinggal bersama adiknya dikediaman orang tua dari Ibunya yang hanya berprofesi sebagai penambal ban. Kakeknya terbaring sakit, sehingga saat ini neneknya yang berprofesi sebagai penambal ban di salah satu bengkel kecil di Makassar, sementara ibu kandungnya berada di Toraja bersama ayah tirinya.
13 : 17 Wita, puluhan mahasiswa tiba diparkiran Menara Center UMI.
13 : 19 Wita, mahasiswa berdiri didepan pintu masuk Menara Center UMI dan membentangkan sebuah tripleks bertuliskan “APA KABAR BEASISWA BINAAN,” dan beberapa mahasiswa lainnya membagikan selebaran (berisikan latar belakang ekonomi keluarga ZA) serta upayanya untuk mendapatkan beasiswa binaan namun gagal serta penjelasan dari Ketua LPkM UMI mengenai progam beasiswa binaan.
13 : 22 Wita, mahasiswa mengambil kursi dan menempatkannya di depan barisan mahasiswa dan menaruh kardus di atasnya yang bertuliskan, “Karena tidak kebagian beasiswa binaan, maka kami cari sumbangan/dana sendiri, #mahasiswabantumahasiswa”.
13 : 24 Wita, beberapa pejabat di Menara UMI, Satpam, serta mahasiswa yang berlalu lalang disekitar mahasiswa, nampak bersimpati dan mulai menyumbangkan uang untuk membantu biaya kuliah ZA.
13 : 28 Wita, Salah seorang bapak berpakaian kemeja putih keluar dari ruangan BMTU UMI meminta selebaran dan berdiri beberapa menit sambil membaca selebaran di depan barisan mahasiswa. Setelah itu bapak tersebut lantas mengeluarkan uang senilai Rp. 100.000. Lalu menaruhnya kedalam kardus.
13 : 40 Wita, Keributan mulai terjadi ketika dua orang berseragam kemeja putih mendatangi mahasiswa yang diketahui sebelumnya telah berbicara dengan mahasiswa yang membagikan selebaran. Salah satu dari orang tersebut mengaku sebagai pihak yang menangani masalah beasiswa binaan. Orang tersebut mempersoalkan terkait galang dana yang dilakukan oleh mahasiswa dan mempertanyakan penanggung jawab kegiatan galang dana mahasiswa.
13 : 44 Wita, Rektor UMI mendatangi mahasiswa, salah satu mahasiswa kemudian memberikan selebarann kepada Rektor. Rektor hanya memegang selebaran tersebut dan langsung mempertanyakan soal legalitas kegiatan galang dana, asal fakultas, dan meminta kepada stafnya untuk mencatat nama-nama mahasiswa yang melakukan penggalangan dana. Rektor juga mempertanyakan soal penanggungjawab kegiatan dan meminta kartu tanda mahasiswanya (KTM).
13 : 46 Wita, terlihat dua orang Satpam beserta beserta 4 orang lebih berseragam kemeja putih berada di lokasi. Situasi semakin gaduh dikarenakan Rektor meminta mahasiswa untuk membubarkan dirii, “Binaan itu ndak ada hubungannya dengan mahasiswa, apa, sudah sudah.” Namun salah satu mahasiswa (MF), “apa salahnya kami melakukan ini pak, ini kebebasan kami meyampaikan aspirasi, dijamin oleh konsitusi Negara.” Mencoba membangun dialog kepada Rektor, MF kemudian meminta Rektor untuk membaca selebaran dan meminta tanggapan Rektor terkait masalah yang dialami oleh ZA, “silahkan baca dulu pak, bagaimana tanggapan ta, apakah memang (ZA) tidak layak mendapatkan beasiswa?,” Rektor tidak mau memberi tanggapannya dan kembali mempermasalahkan galang dana yang dilakukan oleh mahasiswa.
13 : 47 Wita, Adu mulut antara Rektor dan MF terus berlanjut, MF kemudian mempertanyakan soal aturan pengelolaan beasiswa binaan di UMI, “pengelolaan beasiswa yang tidak tranparansi itu persoalannya”, Rektor justru meminta kepada mahasiswa untuk kembali, “fakultas agama ini, catat ini, jadi begini saja, kembali mako saja dulu,” MF terus berupaya untuk meminta tanggapan Rektor terkait ZA, akan tetapi Rektor tetap tidak mau member tanggapan,” ndak usah, ndak ada tanggapan, kalau saya tangapan, suruh pimpinan mu kesini”. Lanjut Rektor, “Saya Rektor disini,” MF “saya mahasiswa,” Rektor pun mengancam akan memecat MF, “saya bisa pecat kamu,” katanya sambil menunjuk MF.
13 : 54 Wita, MF terus berupaya meyakinkan Rektor mengenai latar belakang ZA yang hanya dihidupi oleh neneknya yang berprofesi sebagai penambal ban dengan harapan Rektor mau meringankan beban ZA perihal biaya kuliahnya,“anak ini yatim pak”. “Anak yatim diseluruh Indonesia banyak”, kata Rektor membalas penjelasan MF. MF membalas “makanya kami hanya minta soal transparansinya terkait pengelolaan beasiswa binaan.”
13 : 56 Wita, Rektor kembali menyuruh mahasiswa untuk pulang, “Sudah, sudah, suruh pulang,” katanya meminta bantuan kepada Satpam untuk membubarkan mahasiswa dan mengambil pataka dari mahasiswa. Dialog yang tak menemui titik temu, mahasiswa pun menerima untuk membubarkan diri dan kembali ke kampus.
Red: Shim