Lagi Mahasiswa Makassar Tuntut Penggratisan Biaya Pendidikan Selama Pandemi
Penulis: Muhammad Raihan Rahman
Makassar, CakrawalaIde.com – Aliansi Mahasiswa Makassar (Makar) kembali turun aksi menuntut penggratisan biaya pendidikan selama pandemi, Jumat (3/7/2020).
Massa mulai berkumpul di halaman Masjid 45 sejak siang hari, lalu bergerak long march melintasi Jalan Urip Sumoharjo menuju ke bawah Fly Over Makassar sambil menyanyikan darah juang hingga lagu-lagu perjuangan khas mahasiswa dikumandangkan, guna membangkitkan semangat.
Setiba di titik aksi, mereka membentuk lingkaran memadati persimpangan jalan. Selain orasi secara bergiliran, massa aksi juga melakukan teatrikal menggambarkan kondisi krisis akibat pandemi yang berpengaruh pada kemampuan mahasiswa membayar biaya pendidikan tinggi.
Anwar selaku Humas menjelaskan bahwa Aliansi Makar menyoroti para pimpinan kampus yang belum juga merespons tuntutan untuk meringankan beban ekonomi selama pandemi, meski berbagai varian aksi protes telah dilakukan, seperti aksi damai sampai rolling ke kampus-kampus yang ada di Makassar.
“Sampai saat ini kami belum melihat satupun kebijakan yang berpihak kepada mahasiswa, padahal kondisi krisis akibat pandemi sangat terasa memberatkan para mahasiswa,” jelas mahasiswa Universitas Muslim Indonesia itu.
Berdasarkan hasil kajian Aliansi Makar, sektor pendidikan saat ini terkhusus pendidikan tinggi telah terdisorientasi, mengikuti logika pasar dan meninggalkan prinsip bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Hal tersebut dibuktikan dari fakta 20 April lalu, data Kementrian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa jumlah pekerja formal yang dirumahkan sebanyak 1.304.777 dari 43.690 perusahaan, sedangkan pekerja formal yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) terhitung 241.431 orang pekerja dari 41.236 perusahaan.
Pada sektor informal turut berdampak pula dengan estimasi kehilangan 538.385 pekerja dari 31.444 perusahaan atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Keseluruhan jumlah pekerja terdampak COVID-19 mencapai 2.084.593 orang dari sebaran 116.370 perusahaan.
Di samping itu survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap 1.260 responden di 34 provinsi sejak 24 April hingga 2 Mei, menunjukkan sebanyak 15,6% mengalami PHK dan 40% mengalami penurunan pendapatan, 7% pendapatan pekerja turun hingga 50% banyaknya.
“Fakta-fakta bahwa saat ini pandemi covid telah bergeser dari krisis kesehatan menjadi krisis sosial-ekonomi yang berdampak luar biasa keseluruh warga negara. Seharusnya dari fakta-fakta tersebut para pemangku kebijakan harus berpihak kepada para mahasiswa,” lanjut Anwar.
Dampak pandemi ini bagi semua kalangan tak terelakkan. Berdampak pada sektor-sektor yang vital, seperti sektor ekonomi, sektor pangan dan tak luput juga sektor pendidikan yang sampai saat ini menjadi keluhan dan keresahan seluruh mahasiswa.
Berangkat dari keresahan bersama tersebut, menurut John salah satu peserta aksi menjelaskan alasan ia turut terlibat dalam aliansi karena pandemi juga berdampak pada kemampuan menutupi mahalnya biaya kuliah yang harus ia bayarkan.
“Pandemi turut berdampak pada ekonomi keluargaku, saya terancam tidak mampu membayar biaya kuliah nantinya. Desakan-desakan harus terus disuarakan secara bersama dan massif,” ujar John.