Mengapa Pendidikan Harus Gratis ?

Makassar, Cakrawalaide – Pendidikan suatu kewajiban  yang harus dimiliki setiap warga negara.  pendidikan juga sangat penting untuk aspek kehidupan, tanpa pendidikan mustahil manusia dapat berkembang maju, sejaterah dan bahagia. karena sejatinya pendidikan adalah jalan  pembebasan, jalan menuju peradaban yang lebih baik, serta jalan untuk merubah akses hidup yang  layak.

pendidikan di  Indonesia sangat membingungkan, dengan melihat banyaknya masalah yang terjadi di pendidikan kita saat ini. Sudah sangat perlu dan serius untuk diperhatikan sebab, begitu banyak anak-anak diperlakukan tidak adil di sekolah maupun dalam kampus. bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali karena orangtua/wali tidak mampu membayar biaya pendidikan yang  telah ditetapkan oleh pihak sekolah/kampus.

beginilah realitas pendidikan di indonesia yang terjadi, dari masalah biaya pendidikan yang begitu mahal, fasilitas dan infrastruktur yang kurang memadai yang  membuat anak – anak harus rela menelan pahitnya berjuang untuk bisa mengakses pendidikan yang pantas, walapun nyawa menjadi taruhannya demi  bisa berpendidikan untuk mendapatkan pengetahuan dan  ijazah sebagai jembatan untuk merubah hidup yang lebih layak.

Anehnya fenomena tersebut, sudah dianggap lumrah dan telah menjadi hal yang biasa saja. Soal anda tidak bisa mengakses pendidikan sebab tingginya harga yang harus anda dibayar untuk bisa bersekolah atau berkuliah, belum lagi fasilitas yang kurang mendukung pada akhirnya membuat aktivitas belajar jadi terganggu, peristiwa tersebut bukanlah masalah pribadi seorang pelajar, melainkan kurangnya pelibatan masyarakat luas dan juga pemerintah dalam menyelesaikan masalah pendidikan.

Akibatnya pendidikan di indonesia itu menjadi timpang dan juga tidak merata, akhirnya perbedaan status sosial terjadi, yang membuat setiap individu menciptakan parameter dalam memandang seseorang, dari status sosial (Latar Pendidikan) seolah buah pendidikan itu menghasilkan cara berpikir yang diskriminatif.

Dalam UU Nomor 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi  pasal 6 yang mengatakan  “Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama,nilai budaya, kemajemukan, persatuan dan kesatuan bangsa”. Tetapi nyatanya UU tersebut hanya menjadi sebuah hiasan saja.

Ironis bukan, padahal konstitusi dan UUD 1945  mengamanatkan bahwa pendidikan itu tanggung jawab negara. Seharusnya Pemerintah sadar akan gejolak masalah yang begitu kompleks di pendidikan, karena masalah pendidikan adalah akar dari setiap permasalahan  dan seharusnya tidak membiarkan masalah ini berlarut-larut dan semakin melebar.

Meski Konstitusi dan Undang – Undang mengamanatkan pendidikan gratis minimal untuk pendidikan dasar (SD) yang tertuang pada Pasal 34 UU No 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional, tetapi bukan berarti hanya pendidikan dasar saja yang harus gratis, menengah sampai tinggi juga harus gratis. melihat presentase 12,26% penduduk Indonesia yang tidak memiliki ijazah pendidikan atau surat tanda tamat belajar berdasarkan data :https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/27/ada-10-penduduk-indonesia-yang-berpendidikan-tinggi-pada-maret-2023.

Sementara itu peraturan pemerintah No 18 Tahun 2022 dalam pasal 80 dan 82 menegaskan, pemerintah membiayai pendidikan dengan alokasi 20% dengan total Rp665,02 triliun dari total anggaran belanja negara berdasarkan data :     https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/01/26/anggaran-pendidikan-2024-capai-rp665-triliun-rekor-tertinggi-baru. Dengan banyaknya anggaran yang dikeluarkan negara untuk pendidikan,masih saja belum efektif dan tepat sasaran, seperti contoh Kartu Indonesia Pintar (KIP)  dan beasiswa. masih banyak calon Mahasiswa/Mahasiswi yang tidak bisa mendapatkan bantuan dana dari program ini karena adanya beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Mulai dari sistem seleksi penerimaan, kuota penerimaan yang terbatas, hingga penerima yang salah tidak tepat sasaran. Terkadang kuota penerima yang seharusnya diperuntukkan bagi calon Mahasiswa/Mahasiswi yang membutuhkan harus diambil alih oleh peserta lain yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan sebab adanya orang dalam.

Sayangnya ini yang membuat banyak anak bangsa harus menghentikan langkahnya untuk mencapai pendidikan tinggi dikarenakan selain program yang ditawarkan pemerintah yang masih kurang efektif dan tepat sasaran, biaya pendidikan yang mahal juga salah satu penyebab dan menjadi akar masalah semua ini.

Dari hasil laporan merujuk data Dirjen Dukcapil, penduduk Indonesia berjumlah 275,36 juta jiwa pada 2022 (Juni). dari jumlah tersebut, ternyata hanya 6,41% yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi.

Dalam sambutan “Festival Kampus Merdeka”, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya penyiapan  talenta dan bakat masa depan ditengah perubahan dunia yang sangat begitu  cepat. Presiden jokowi juga mengatakan “Pendidikan kita harus sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan, harus memecahkan masalah, harus juga bisa memanfaatkan peluang, memanfaatkan opportunity yang ada, perubahan dunia sekarang ini sangat-sangat cepat sekali, disrupsi teknologi juga sangat cepat sekali,” ujar Presiden.

Bagaimana kita harus menyiapkan talenta dan bakat serta memecahkan suatu masalah, ditengah begitu mahalnya biaya pendidikan tentunya ini menjadi penghambat atau penghalang bagi setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya. Tentunya pernyataan  Presiden Jokowi sangat kontradiksi dengan kondisi realitas pendidikan saat ini.

Wujudkan Pendidikan Gratis

Kenapa harus pendidikan gratis? Pendidikan menjadi hak setiap orang tanpa terkecuali (education for all). Dengan adanya pendidikan gratis ini dapat mengurangi angka kemiskinan, karena pendidikan menjadi faktor kunci dalam memutuskan rantai  kemiskinan yang terjadi di indonesia saat ini.

Pendidikan memberikan setiap indvidu keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan perkerjaan dengan gaji yang lebih baik dan meningkatkan status ekonomi mereka, selain itu pendidikan juga mengantarkan kita pada kesadaran terhadap setiap isu permasalahan yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat dll.

Pendidikan gratis juga akan mendorong mobilitas sosial, dengan pendidikan gratis setiap individu tidak memandang lagi parameter status sosial (Latar Belakang)  yang pada akhirnya kita semua sama.

Ada juga nilai lebih dari pendidikan gratis yaitu kurangnya kejahatan, karna dengan ada pendidikan kejahatan semakin mengurang karena pendidikan mengantarkan kita pada kesadaran.

Pendidikan gratis juga bisa membantu perbaikan kesehatan warga, dengan adanya pendidikan gratis mungkin bisa saja kesehatan itu juga gratis.

Dengan adanya pendidikan untuk semua (education for all) mengantarkan kita pada semangat pemenuhan rasa keadilan masyarakat, karena pendidikan juga sejatinya merupakan hak dasar  mutlak yang harus diperoleh  setiap individu tanpa kecuali. Hak setiap individu untuk mendapatkan pendidikan setinggi dan sejauh kemampuan yang dimilikinya. Dengan ini pendidikan itu tidak menjadi eksklusif lagi yang hanya dapat dinikmati oleh sekelompok orang atau elit tertentu.

Mimpi itu harus menjadi kenyataan, pendidikan gratis bukan khayalan. Ini  bukan sekedar kampanye momentum saja, tetapi pendidikan gratis itu harus di suarakan setiap harinya. Berharap seluruh pemuda, pelajar, mahasiswa, buruh dan siapapun bisa sadar dan bersuara mengkampanyekan seluasnya untuk pendidikan gratis.

Penulis : Muh Junus Yusfia  

Redaktur : Ilham Muzakir