Merespon Wacana Kenaikan BBM, Mahasiswa UMI Makassar Suarakan Penolakan

Penulis: Fathu Ibnu Mutawalli Syahrawi
Makassar, Cakrawalaide.com – Merespon wacana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UMI (AMU) melakukan ekspresi penolakan di Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Jum’at (02/09/22)
Sinyal kenaikan BBM yang di canangkan mulai pada awal September telah direspon dan mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat.
Sejumlah aksi demonstrasi pun diselengarakan oleh organisasi mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia.
Di Kota Makassar, aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM salah satunya di suarakan oleh kampus pergerakan yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UMI. Dalam pernyataan sikap yang di layangkan, menyebutkan bahwa rencana kenaikan BBM tidak tepat, melihat kondisi perekonomian masyarakat.
Rezi selaku kordinator aksi menyampaikan, kenaikan BBM akan berdampak buruk pada masyarakat kelas bawah. Akses terhadap bahan pokok akan semakin sulit.
“Ketika kenaikan BBM ini terjadi, akan berdampak pada kenaikan bahan pokok yang lain contoh beras, minyak goreng dan lain sebagainya, ini hanya membuat sulit masyarakat” ungkapnya.
Cureng sebagai salah satu masa aksi pun menyampaikan harapannya kepada pemerintah untuk mempertimbangkan wacana kenaikan BBM ini karena hanya semakin memperparah kemiskinan
“Harapan kami dalam aksi kali ini yaitu agar upaya pemerintah untuk kenaikan BBM itu tidak jadi dilakukan, dan juga kita tau bahwa upaya kenaikan BBM itu ,salah satu dampaknya adalah semakin memperparah kemiskinan rakyat,” jelasnya.
Aliansi mahasiswa UMI dalam selebaran yang di bagikan ke masyarakat khususnya pengguna jalan, menjelaskan bahwa alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena besarnya anggaran yang ditopang oleh APBN untuk subsidi BBM, tingginya harga minyak dunia juga tidak sesuai dengan harga jual yang ada pada SPBU menyebabkan pemerintah mempertimbangkan penyesuaian harga untuk mengurangi beban keuangan negara.
Namun, Aliansi Mahasiswa UMI tidak sepakat atas solusi yang dihadirkan pemerintah dengan merencanakan kenaikan harga BBM subsidi karena waktu kenaikannya dinilai tidak tepat.
Pertimbangan kenaikan BBM dianggap tidak tepat karena melihat kondisi ekonomi masyarakat pasca pandemi yang belum stabil, dampak perang Rusia dan Ukraina juga membuat beberapa bahan pokok di tanah air mengalami lonjakan harga, harga BBM yang naik pun pastinya akan membuat semua komoditas lainnya ikut mengalami kenaikan, hal ini dinilai akan membuat situasi semakin sulit dan tidak menjawab pemulihan ekonomi masyarakat.
Lebih lanjut berdasarkan selebaran, Aliansi Mahasiswa UMI Makassar memberikan tawaran solusi bahwa ketimbang menaikkan harga BBM, pemerintah disarankan lebih fokus dalam penyaluran BBM subsidi karena dinilai mengalami kebocoran sehingga belanja negara dibidang energi sangatlah besar
Menurut data yang dijelaskan Aliansi Mahasiswa UMI dalam selebarannya, sekitar 60 persen bahan bakar bersubsidi dinikmati oleh pihak yang seharusnya tidak menerima penyaluran seperti industri berskala besar, mobil mewah dan mobil berplat merah.
Redaktur: Ramadhan
Hey, you used to write great, but the last several posts have been kinda boringK I miss your great writings. Past few posts are just a little out of track! come on!