Pentas Seni “Sporadis Katalis”: Kritik Atas Hilangnya Sebuah Nilai di Kampus Pasca Pandemi

0

Makassar, cakrawalaIDE.com, Unit Pengembangan Kreativitas Seni Budaya dan Sastra Universitas Muslim Indonesia (UPKSBS UMI) kerap juga disapa UKM Seni menggelar pameran seni bertajuk Sporadis Katalis yang membahas perubahan nilai akibat pandemi COVID-19. Pameran ini mengangkat tema percepatan yang tidak beraturan, menggambarkan bagaimana pandemi mengubah banyak hal dalam kehidupan mahasiswa, termasuk organisasi dan interaksi sosial (Rabu, 24/02/25).

Aura Tania selaku Ketua Umum UPKSBS UMI menjelaskan bahwa Sporadis Katalis menggambarkan bagaimana percepatan perubahan yang tidak terstruktur menyebabkan kesalahpahaman terhadap nilai-nilai tertentu, terutama dalam kehidupan berorganisasi di kampus.

“Sporadis katalis itu memiliki arti percepatan yang tidak beraturan. Di mana di sini yang dimaksud percepatan yang tidak beraturan karena ada beberapa nilai-nilai yang telah hilang akibat dari pandemi COVID-19” ujarnya.

Pameran ini juga mengangkat dampak pandemi terhadap kelembagaan mahasiswa. Sejak COVID-19 melanda, minat mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi kampus mengalami penurunan drastis. Banyak mahasiswa yang tidak memahami bagaimana organisasi kampus bekerja karena terbatasnya pengalaman langsung selama pembelajaran daring.

“Dan banyak orang-orang juga yang tidak tahu apa itu sebenarnya organisasi dan kelembagaan itu sebenarnya kayak bagaimana. Karena dia tidak pernah merasakan secara langsung akibat COVID-19, dimana kita itu pasti melakukannya secara daring, secara online”, terang Tania mahasiswa Teknik Industri.

Selain itu, pameran ini menyoroti tentang kebebasan yang hilang akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di era COVID-19, yang membuat banyak orang merasa terisolasi dan mengalami tekanan mental.

“Adapun makna dari perform tadi saya yaitu mengangkat isu tentang COVID-19, dimana setelah COVID-19 melanda, terjadilah PSBB, artinya pembatasan sosial berskala besar. Di mana kebebasan hilang dan banyak orang merasa terkurung di rumah” Ujar Husnul salah seorang penampil.

Husnul juga menjelaskan bagaimana komunikasi menjadi lebih rumit akibat perbedaan persepsi yang sering kali memicu kesalahpahaman. Isu kesehatan mental, keterbatasan sosial, serta tantangan adaptasi di tengah ketidakpastian menjadi fokus utama dalam gerakan tari yang ditampilkan.

“Sehingga di dalam garakan semalam juga mengandung beberapa makna yang terdiri dari COVID melanda, terus gerakan selanjutnya merasa terpenjara, mental illness, komunikasi berbagai persepsi, dan adaptasi cepat” ujarnya.

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat itu juga menuturkan tari ini mengandung pesan bahwa kemampuan beradaptasi adalah kunci untuk bertahan di tengah perubahan yang cepat dan tidak terduga. Dengan mengangkat tema ini, pertunjukan tersebut menjadi bentuk kritik sosial terhadap berbagai dampak pandemi yang masih terasa hingga kini.

Melalui Sporadis Katalis, UPKSBS berharap dengan kegiatan kali ini kampus tidak hanya menjadi tempat akademik semata, tetapi juga ruang bagi pengembangan nilai-nilai sosial yang telah lama melekat dalam kehidupan mahasiswa.

 

Penulis: Adam Maulana

Redaktur: Qhaerunnisa

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *