Peringati Hardiknas, PRI Adakan Kuliah Umum di Jalan
Penulis: Muh. Syahrul
Makassar, CakrawalaIde – Aliansi Protes Rakyat Indonesia (PRI) dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) menggelar aksi unjuk rasa dan Kuliah Umum di jalan, tepat di depan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sul-Sel, Jl.Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, Selasa (2/05/2023).
Massa unjuk rasa ini diikuti oleh beberapa elemen masyarakat yang terdiri dari mahasiswa maupun buruh. Mula-mula mereka melakukan parade dari Pintu 1 Unhas lalu menuju titik aksi di depan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Aksi dimulai dari beberapa Mahasiswa yang melontarkan orasinya yang berisi kritikan dan harapan terhadap pendidikan Bangsa Indonesia yang harusnya dapat diakses oleh semua kalangan, anak petani, anak desa dan rakyat miskin kota. Setelah itu peserta aksi duduk melingkar di depan kantor Dinas Pendidikan Provinsi dan membuka kelas rakyat atau kuliah umum di jalan.
Materi kelas rakyat tersebut membahas mulai dari teori filsuf tentang ilmu pengetahuan dan politik, serta memberikan pengetahuan kepada polisi yang berjaga di titik aksi tentang “pembangkangan sipil terhadap demokrasi yang inkonstitusional” dan hukum kepolisian internasional yang melarang polisi untuk mengintervensi bahkan memperlihatkan senjata kepada masyarakat yang tengah menyuarakan pendapatnya.
Alfred sebagai Humas menerangkan point tuntutannya ialah cabut RUU Sisdiknas, rebut akses terhadap pendidikan sebagai jalan mewujudkan pendidikan tinggi gratis dan bebaskan massa aksi yang telah ditahan dalam aksi aksi sebelumnya.
“Karna ini adalah hari pendidikan kita menuntut untuk mencabut RUU Sisdiknas atau bahasanya jangan jadikan dia sebagai prolegnas prioritas karna kami paham pembahasan itu hanya memperparah pendidikan saat ini, dan juga dengan adanya Ciptaker, kami dipaksa melakukan privatisasi di pendidikan kami, tentu kami paling berdampak karna kami yang membayar dan kami pula yang tertindas, dan kami menuntut agar kawan-kawan kami yang ditahan segera dibebaskan dari aksi UU Ciptaker dan represif aparat di kampus,” sebut Alfred.
Massa aksi ini diikuti oleh beberapa buruh sebagai solidaritas, Alferd juga menambahkan bahwa aliansi Protes Rakyat Indonesia juga menuntut agar UU Ciptaker yang telah disahkan itu segera dicabut.
“Karna kita bersolidaritas dengan kaum buruh, kita menuntut untuk pemerintah mencabut UU Ciptaker dan juga permenaker yang betul-betul menyengsarakan orang tua kami sebagai kaum buruh, dan kami berharap, jangan jadikan hardiknas ini sebagai momentum saja. Dalam pemilu kedepan, bahwa isu pendidikan juga jadi isu yang penting, dan kami mahasiswa dan buruh akan terus menyuarakan untuk liberalisasi pendidikan dihentikan di segala sektor agar kita semua bisa mendapatkan akses pendidikan ini,” tambah Alfred.
Penyelengaraan pendidikan di Indonesia masih sangat timpang sebab pendidikan tidak hadir untuk masyarakat Indonesia secara menyeluruh yang membuat Emmang, selaku massa aksi kecewa terhadap pendidikan di Indonesia saat ini yang semakin lama semakin sulit diakses oleh masyarakat kelas bawah.
“Kita melihat biaya pendidikan yang semakin hari semakin mahal sehingga pendidikan tidak bisa diakses masyarakat kelas bawah seperti buruh, petani ataupun masyarakat miskin kota, kemudian bagaimana melihat pendidikan sekarang itu hanya dipesan sesuai kebutuhan pasar mulai dari jurusan jurusannya, maka dengan aksi kali ini saya berharap semoga pelajar maupun mahasiswa dapat sadar akan kelasnya dan dapat meningkatkan ketajaman berpikir di luar dari apa yang dipesan dari pasar itu sendiri ataupun kampus itu sendiri,” tegas Emmang.
Dalam selebaran yang dibagikan, Aliansi Protes Rakyat Indonesia menegaskan bahwa sangat jelas pendidikan mahal adalah salah satu instrumen pembentukan kemiskinan secara struktural, maka jika akses pendidikan berada di bawah kontrol masyarakat, maka akses pendidikan yang untuk semua kalangan masyarakat dapat tercipta.
Redaktur: Sahrul Pahmi