PMII Gelar Aksi Dukung Petani Kendeng
Makassar, Cakrawalaide.com- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi kampanye di Flay Over sebagai bentuk dukungan kepada petani kendeng atas kasus perampasan tanah rakyat yang menimpa para petani kendeng di Jawa Tengah. Mendesak Presiden Jokowi untuk mencabut izin pendirian PT. Semen Indonesia, Kamis (30/03).
Apa yang dilakukan oleh ibu Patmi dan kawan-kawannya di Rembang untuk mencegah terjadinya kerusakan alam merupakan sikap Amar Ma’ruf nahi Munkar. Mereka berjihad dan berjuang menentang eksploitasi alam yang dilakukan oleh Korporasi Semen yang akan membunuh penghidupan warga Rembang yang mayoritas adalah petani. Ini menjadi cerminan bahwa watak rezim hari ini acuh terhadap penderitaan rakyat, hak asasi manusia dan merobek-robek prinsip keadilan lingkungan.
Dalam menyikapi eksploitasi alam di Rembang yang berdampak buruk bagi para petani. Aliansi PMII Komisariat dan Rayon Se-Makassar menggelar aksi kampanye untuk petani kendeng sebagai dukungan dan implementasi dari jati diri PMII sebagai organisasi pergerakan. Bergerak membela rakyat kecil yang mengalami penindasan, seperti yang di alami oleh saudara-saudara kita para petani kendeng di Jawa tengah.
“Inilah PMII juga hadir untuk membela rakyat kecil, seperti yang dialami oleh para petani kendeng di Jawa tengah”, Ujar Koordinator lapangan, Anzal.
Pemerintah yang seharusnya melayani rakyat tapi kini justru bekerjasama dengan para korporasi merampas hak rakyat seperti yang dialami oleh petani kendeng. Pemerintah seharusnya sadar, petani tidak butuh semen tapi butuh tanah untuk bercocok tanam demi kelangsungan hidupnya.
“Pemerintah seharusnya melayani rakyat kecil, tapi kini pemerintahan kita tak lagi berpihak kepada rakyat kecil, justru membantu para korporasi merampas tanah rakyat.” Dalam orasi (Fahri fajar)
Dalam aksi yang digelar kali ini, peserta aksi juga melangsungkan aksi cor kaki seperti yang dilakukan oleh para petani kendeng di Istana Negara. Aksi cor kaki ini sebagai bentuk protes keras kepada pemerintah, bahwasanya petani tidak butuh semen, tapi butuh makanan.
Penulis : Parle
Red. Baso