Rawat Ingat Tragedi Kanjuruhan, Sepercik Api Untuk Keadilan

Makassar Cakrawalaide.com – Tepat 2 tahun yang lalu di stadion Kanjuruhan Malang telah  terjadi tragedi kelam dalam kancah dunia sepak bola Indonesia.

135 orang telah meregang nyawa akibat kerusuhan yang terjadi seusai laga Arema FC versus Persebaya.

Hingga 1 oktober 2024 seruan untuk mengadili seluruh pihak yang terkait dan bertanggung jawab dalam tragedi tersebut terus digaungkan. Salah satunya di kota Makassar.

Pada selasa (01/10), sejumlah massa telah memadati monumen Mandala Jl. Jendral Sudirman, dengan menyalakan puluhan lilin sebagai bentuk memperingati tragedi nahas tersebut.

Hal tersebut ditegaskan oleh Ardi salah satu massa aksi, menurutnya suramnya keadilan di negeri ini telah mengharuskan mereka untuk turun melakukan aksi solidaritas.

“kami memilih membakar lilin sebagai simbol duka atas tragedi, sekaligus sebagai bentuk kepercayaan akan gelapnya keadilan dinegeri ini.” ungkapnya.

Ardi masih percaya keadilan pada korban Kanjuruhan akan terwujud selama perlawanan itu terus digaungkan.

“bisa dibilang bahwa kita selalu percaya bahwa masih ada secercah cahaya yang bisa menghancurkan gelapnya kondisi negri ini,” tuturnya.

Dalam selebaran yang dibagikan, pemerintah dinilai tidak serius dalam menangani kasus tersebut sebab belum memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku.

“Pengusutan tragedi Kanjuruhan yang telah dilakukan oleh negara beserta aparat penegak hukumnya, masih belum cukup dan jauh dari kata adil,” tertulis dalam selebaran.

Ketidakmampuan aparat penegak hukum dalam mengumpulkan bukti telah menjadi hal yang disoroti oleh ratusan massa yang membakar lilin di depan Monumen Mandala tersebut.

“Dibebaskannya Direktur Utama PT.LIB, Ahmad Hadian Lukita dengan alasan bahwa berkasnya belum cukup, adalah suatu perbuatan yang bukannya menegakkan hukum, tetapi justru memperlemah hukum itu sendiri,” dikutip dari paragraf kedua selebaran.

Tidak hanya menyoroti hal tersebut Ardi juga menuntut lembaga yang terkait dapat mengabulkan tuntutan keluarga korban

“Adanya kepastian hukum kepada keluarga korban yang menuntut apa menjadi apa permasalahan-permasalahan yang ada di kanjuruhan,” pungkasnya.

Dalam aksi solidaritas yang ditutup dengan doa bersama tersebut, Ardi menyerukan  untuk terus bersuara sebab baginya kemenangan hanya akan diperoleh dengan tindakan yang nyata.

“Serendah rendahnya, setidaknya kita telah bersuara dibanding kita diam saja karena perubahan tidak ada terjadi di sosial media saja, perubahan secara sosial, secara struktur, secara tajam, itu terjadi karena konsisten dan komitmen dari kawan-kawan,” serunya.

Penulis : Abdullah

Redaktur : Nauval Al Hikam Ahmad