Sekolah Swadaya : Membangun Literasi dari Desa
Makassar, Cakrawalaide.com – Sekitar kurang dari dua jam perjalanan dari kota Makassar, terdapat Sebuah Desa di Dusun Sapakeke Kecamatan Sapayya, Kabupaten Gowa yang bernama Buakkang, disitulah 45 mahasiswa dari Front Gerakan Mahasiswa Ekonomi Study Club (FORGAME SC) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI telah melaksanakan Sekolah Swadaya Vol.IX selama sepuluh hari yang dimulai pada 12 – 21 Juli 2024.
Kegiataan tersebut diisi dengan berbagai macam kegitaan mulai dari kelas literasi, seminar ekonomi kreatif, pembuatan perpustakan mini, hingga pesta rakyat, Senin (22/07/2024).
Ega Purnama Sari Selaku ketua Panitia mengaku sekolah Swadaya merupakan sebagian dari tanggungjawab sosialnya sebagai mahasiswa yang memegang teguh asas–asas tridarma perguruan tinggi dimana ia harus mengabdikan pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh di kampus kepada rakyat yang hak-haknya kerap diabaikan oleh pemerintah.
“kegiatan yang berbasis pendidikan kegiatan ini selain memberikan ilmu pengetahuan pada adik-adik yang berada di pelosok negri yang minim akan fasilitas pendidikannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Sekolah Swadaya yang telah dipersiapkan sekitar 3 bulan tersebut, telah melangsungkan beberapa rangkaian kegiataan yang menarik salah satunya adalah kelas literasi, dengan menghadirkan diskusi tambahan diluar jam sekolah kepada anak–anak desa Buakkang sehingga panitia dapat memahani hal-hal apa saja yang dibutuhkan siswa dan siswi disana dalam pembelajaran.
“Dalam kelas literasi juga kami mengadakan sharing session untuk anak-anak agar dapat mengetahui kendala apa saja yang mereka alami selama proses pembelajaran berlangsung, Contohnya banyak adik-adik yang belum mengenal huruf dan belum lancar membaca,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, tak hanya melakukan diskusi bersama anak–anak desa, FORGAME Study Club juga mendirikan perpustakaan mini, agar anak–anak lebih mudah untuk mengakses bacaan dan menambah minatnya dalam literasi.
“Dengan mengadakan perpustakaan mini didalamnya yang berisi beberapa kategori buku yang dapat dibaca oleh anak- anak,” jelas Panitia Tersebut.
Puncaknya Sekolah Swadaya tersebut diisi dengan kegiataan pesta rakyat yang dihadiri oleh warga Dusun, dengan menampilkan pertunjukan seni tari, sekaligus moment penyerahan hadiah lomba yang telah diselenggarakan sebelumnya.
“Pesta rakyat dalam sekolah swadaya yang kami adakan adalah sebuah pertunjukan kesenian serta penyerahan hadiah,” Jelasnya.
Salah satu warga desa Halia yang juga merupakan kepala sekolah MTS Guppi, merespon baik penyelenggaraan Sekolah Swadaya di Dusun Sapakeke. Ia mengaku berterima kasih kepada para mahasiswa, sebab sudah mau meluangkan waktunya untuk mengajar anak–anak di desa Buakkang.
“Alhamdulillah saya sangat berterima kasih, karna keberadaan anak mahasiswa di kampung kami untuk mengajar siswa–siswi kami baik di sekolah maupun ekstrakulikuler,” ungkapnya.
Walaupun mengaku mengalami kendala dalam pelaksanaan kegiataan, namun panitia berharap khususnya kepada anak–anak desa Sapakeke setelah kegiataan ini berlangsung, mereka dapat memiliki keinginan yang kuat untuk belajar.
“Dengan berlangsungnya kegiatan ini kami bisa membantu memotivasi adik-adik di dusun sapakeke agar adik-adik lebih bersemangat dalam belajar walaupun minimnya fasilitas di dusun ini,” harap perempuan yang akrab disapa Ega.
Penulis : Ilham Muzakir
Redaktur : Sultan Abdul Rejab Sota