Film Agora : Kristianisasi Kekaisaran Romawi dan Upaya Penghilangan Sejarah
Cakrawalaide.com – Your God has not yet proved Himself to be more just or more merciful than his predecessors?, is it just a question of time before I accept your faith?
Pertanyaan itu dilontarkan oleh Hypatia (Rachel Weisz), ketika dirinya hendak dibaptis oleh orang – orang kristen
Hypatia (Rachel Weisz) dan ayahnya Theon (Michael Lonsdale), menolak untuk dibaptis dengan alasan Yesus belum bisa membuktikan diri-Nya lebih adil atau lebih bermurah hati dari pada pendahulunya, lalu Hypatia mengatakan “aku percaya filsafat”, seketika orang yang memaksanya untuk dibaptis terdiam seketika.
Film “Agora” menampilkan Kristianisasi dan upaya penghilangan Sejarah, Hypatia adalah seorang perempuan di kota Alexandria yang masuk dalam kejaraan Romawi yang mengajar pada Platonic School (sekolah untuk kaum terhormat pada waktu itu yang berdasarkan ajaran filsuf Plato) pada abad 4 M. arti “Agora” sendiri adalah tempat para anggota pemerintahan Romawi dulu disebuah negara bagian Romawi.
Cyril (Sammy Samir) seorang Pendeta kaum Kristen di Agora, Cyril menentang Olympius (Richard Durden) seorang pengikut yahudi, Cyril mengatakan “Serapis, siapa yang bisa percaya dengan Tuhan dengan pot bunga sebagai mahkota?” Sambil menunjuk sebuah patung sebagai simbol Tuhan umat Yahudi, Cyril menantang Olympius berjalan diatas api, Cyril berjalan pertama diatas api, setelah Cryil berjalan, dua orang pengikutnya memasukkan Olympius kedalam api.
Theon melihat kejadian itu, lalu ia bergegas kembali ke Istana, Theon mengumpulkan budak – budaknya, Theon khawatir ada orang kristen dalam Istana, seorang budak perempuan ketahuan menganut Agama Kristen, namun Davus (Max Minghella) menyelamatkan perempuan itu dengan merelakan dirinya dihukum cambuk oleh Theon.
Davus menemui Cyril di tempat semua budak di Agora berkumpul, lalu Cyril membangun Dogma kepada Davus dengan cara memperlihatkan kedermawanan umat kristen.
Sebelum Museum “Alexandria” dihancurkan, Hypatia sempat meminta tolong pada Davus untuk menemaninya mengumpulkan dan membawa buku – buku yang perlu dibawah, Davus memenuhi permintaan Hypatia, saat itu situasi telah memanas dan dikuasai oleh gerombolan kristen yang berusaha untuk merobohkan pintu masuk Museum.
Setelah gerombolan kristen berhasil mendobrak dan menjarah buku – buku yang berada di Museum, Davus dan Hypatia berlari, namun di tengah jalan Davus menoleh kebelakang, dan menghianati cintanya, dikarenakan terhegemoni oleh umat kristen yang menguasai Museum.
Hypatia ditangkap oleh gerombolan kristen dan ia diseret masuk kedalam Alexandria, gerombolan kristen ini ingin membunuh Hypatia.
Davus juga menyaksikan lalu ia berkata “tidak, jangan kotori tangan kalian dengan darah berdosa”, Davus memeluk Hypatia lalu menancapkan pisau ke tubuh Hypatia, gerombolan Kristen kembali melempari tubuh Hypatia yang sudah tidak bernyawa.
Cerita dalam film “Agora” menggunakan Fiksi Sejarah untuk menyoroti hubungan antar Agama dan Sains pada saat kemunduran Politeisme Yunani – Romawi dan Kristianisasi Kekaisaran Romawi.
Alejandro Amenábar (Sutradara dan Produser) dan Mateo Gil (Sutradara), berhasil membawa Agora diputar keluar dari kompetisi film Cannes 2009 di bulan Mei, dan di buka di spanyol pada tanggal 9 Oktober 2009 menjadi film terlaris di Spanyol.
Penulis : Shim
Editor : MAHA