Meminimalisir Kesalahan dan kecelakaan Panitia dan Peserta TWKM Caving Sharing Pengalaman

0
Panitia dan peserta TWKM sharing, berbagi skill dan pengalaman di camp kenal medan caving foto by : Rifai Rahayaan
Panitia dan peserta TWKM sharing, berbagi skill dan pengalaman di camp kenal medan caving. / foto : Rifai Rahayaan

Makassar, cakrawalaide.com- Setelah hari pertama peserta dan panitia TWKM (Temu Wicara dan Kenal Medan) melakukan persamaan persepsi atau sharing mengenai skill dan pengalaman tentang  SRT (Single Rope Tehnic), peserta kembali menerima materi tentang High Angle Rescue, di camp yang tidak jauh dari gua Salukkang Kallang, lokasi kenal medan kabupaten Maros, Rabu (19/10).

Tipikal gua Salukkang Kallang yang vertikal dengan ketinggian kurang lebih 40 meter ini, menuntut panitia untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan pada peserta. Sahri Wahyuni selaku kordinator divisi caving, menjelaskan setelah ia dan panitianya melakukan evaluasi, ada beberapa peserta yang minim pengalaman dan bahkan ada yang belum pernah masuk di gua sebelumnya.

Ia juga menjelaskan materi High Angle Rescue yang dilakukan sebelum masuk ke lokasi kenal medan ini untuk meminimalisir kesalahan dilokasi.

Materi High Angle Rescue yang dilanjutkan dengan simulasi ini dibawakan oleh Hendri Ahmad. Hendri sendiri adalah alumni MAPALA UMI. Ia pernah bekerja di PT Privot, dan sekarang bekerja di Berau, Kalimantan.

Selain panitia TWKM, simulasi ini juga dibantu oleh dr. Arni Insnaini, A, M.asyriqars,S.ked, dan Haidir,S.ked dari TBM (Tim Bantuan Medis) UMI. Dan juga Hasanuddin, Darliana Darwis, dan Melly Marlita dari Korps Suka Rela PMI UMI (KSR PMI UMI), yang dikirim  sebagai TBO (Tim Bantuan Orang) untuk kegiatan ini.

High Angle Rescue sendiri adalah, materi tentang teknik pertolongan di medan vertikal. Hendri menjelaskan materi High Angle Rescue adalah, materi yang wajib dikuasai peserta, untuk mengantisipasi jika terjadi kegagalan sistem.

“Misalnya ada suatu sistem yang gagal, otomatis kan akan melakukan proses evakuasi, sehingga mereka harus mengkombinasikan antara kegiatan petualang dengan mereka punya pengetahuan atau kompetensi untuk melakukan penyelamatan,” ujar Hendri.

Ia juga menambahkan materi ini juga membahas tetang bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan, dengan memastikan kelayakan pada alat yang digunakan.

Peserta TWKM Devisi yang Caving yang berjumlah 48 orang ini, mayoritasnya belum pernah mempraktekkan High Angle Rescue.

Mimi salah satu peserta yang berasal dari PA (Pencinta Alam)  PALAWA Universitas Pajajaran ini, menjelaskan ini adalah kali pertamanya praktek High Angle Rescue. Materi ini cukup meberikan ia tambahan ilmu dan pengalaman yang akan ia praktekkan jika terjadi kecelakaan, dan juga bisa ia bawa pulang nantinya.

“Materi Vertikal Rescue kita baru materi doang belum praktek,” ujar Mimi.

Komentar juga datang dari Marsyah, peserta yang berasal dari MAPALA TILONGKABILA Universitas Gorontalo. Ia yang sebelumnya belum pernah masuk menyusuri gua dengan tipikal gua yang vertikal, menuntutnya mempelajari penggunaan alat-alat baru yang ia temui dilapangan.

Penulis : Rifai Rahayaan
Red : Sukundua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *