UPPM Adakan Diskusi dan Pemutaran Film “Pulau Buru Tanah Air Beta”
Makassar, cakrawalaide.com – Unit Perbitan dan Penulisan Mahasiswa (UPPM UMI) mengadakan acara diskusi dan pemutaran film Pulau Buru Tanah Air Beta di Sekretariat UPPM, Selasa, (24/05) lalu.
Acara ini disambut antusias oleh para Mahasiswa yang hadir, meskipun pemutaran film ini di bubarkan secara paksa di beberapa tempat, namun UPPM UMI tak gentar sama sekali untuk tetap melanjutkan diskusi film ini. Alasan dipilihnya film Pulau Buru Tanah Air Beta karena film yang di sutradarai Rahung Nasution ini bercerita tentang bekas tahanan politik (tapol) Pulau Buru yang hari ini dapat disaksikan sebagai sejarah yang mulai terkikis dan bahkan hilang dari Pulau Buru, dengan maraknya diskusi literasi diserbu dan dihentikan oleh pihak militer juga menjadi alasan untuk melakukan pemutaran film ini sebagai bentuk menolak lupa akan sejarah Indonesia dimasa Orde Baru.
Dalam diskusi film ini menghadirkan pembicara Agus Baldi dan Muh.Ali yang berkompeten dalam melihat persoalan pelanggaran hak asasi manusia.
“ Dalam film Pulau Buruh Tanah Air Beta pesan yang ingin disampaikan bahwa Pulau Buru merupakan salah satu item bagaimana perilaku Negara di orde baru “ Tegas Ali. Ia juga menambahkan pembredelan buku yang terjadi akhir-akhir ini adalah ketakutan Negara terhadap korban pada masa itu. Sampai hari ini Negara belum memiliki sikap tegas, jika mereka korban maka berikan haknya, jika mereka pelaku adili, jangan biarkan mereka terombang-ambing dalam suatu peristiwa yang begitu sulit untuk dilupakan dalam ingatan.
Namun diskusi film ini di maknai berbeda oleh Agus Baldi yang menurutnya Film Pulau Buru ini merupakan suatu kreasi dari sebuah golongan yang memiliki tangan tertentu untuk mempublikasikan sejarah Pulau Buru melalui tapol, film ini menarik dalam batasan sebagai bagian dari proses reproduksi intelektual dalam perspektif sosial. Dan ia juga memberikan apresiasi kepada para mahasiswa yang saat ini masih peka dan tak menghentikan kegelisahannya terhadap sejarah yang coba dilupakan oleh pemerintahan hari ini.
Penulis : Nurwana
Red : Hutomo