Melihat Revolusi Bolshelvik dengan Sudut Pandang Lain
Makassar, Cakrawalaide.com – Perhimpunan Merdeka kembali mengadakan acara subtitel bedah dan diskusi film “Reeds” yang menceritakan mengenai perjuangan revolusi bolshelvik di lantai 3 fakultas Pertanian, kampus II UMI, Sabtu (27/06).
Acara subtitel dilakukan secara bertahap, yaitu dengan dibarengi buka puasa bersama dan kemudian dilanjutkan dengan nonton bareng sekaligus diskusi bersama setelah pemutaran film. Film yang menceritakan tentang perjuangan revolusi bolshelvik yang pada umumnya dikenal sebagai perjuangan kaum kelas pekerja di Rusia.
Menurut Vian, ada keganjalan dalam mencapai revolusi Bolshelvik yang ditandai dengan adanya kepentingan elit-elit sosialis pada saat itu. “Ada keganjalan dalam revolusi Rusia. Bangunan revolusi yang dibangun oleh kaum Bolshevik lebih mengutamakan kepentingan partai daripadakepentingan kelas pekerja” ujarnya Dia menambahkan dalam mewujudkan revolusi, jangan terjebak dalam kepeningan birokrat, seharusnya revolusi harus punya prospek kemanusiaan. “Revolusi yang lahir dari wajah birokrat tentunya tidak lahir dari basis kepentingan kelas pekerja” tambahnya.
Banyak singgungan berupa argumentasi yang lahir dalam diskusi film itu. Revolusi Bolshelvik dianggap sebagai revolusi yang perlu dievaluasi kerangka politiknya, salah satunya yakni revolusi Bolshelvik selalu didominasi oleh Partai Bolshelvik ketimbang perjuangan kelas pekerja yang memiliki kesadaran politik. “Peran-peran kelas pekerja mencoba dirasuki oleh pihak birokrasi. Sikap Bolshevik yang tidak mencerminkan karakter pekerja dan tani. Lebih banyak ditunjukkan karakter birokrasinya” tutur Maul, moderator diskusi film.
Sebenarnya, banyak perdebatan mengenai revolusi Bolshevik yang sampai sekarang tidak ada ujung pangkalnya. Menurut salah satu peserta, Haris, ada otoritas dalam dalam partai Bolshelvik sehingga dalam pengambilan keputusan di dalam tubuh partai Bolshelvik, karakter otoriter masih nampak terlihat. “Revolusi Bolshevik itu hadir dari kepentingan birokrasi sosialis” tuturnya. Dia sempat menyinggung pula tentang gerakan kelas pekerja yang dideskripsikan dalam film yang berdurasi sekitar 3 (tiga) jam itu. “Buruh di Amerika mengikuti pola gerakan buruh-buruh di Rusia. Berarti buruh tidak punya gerakan mandiri pada saat itu. Buruh tidak mampu melampaui kesadaran ekonominya” tambahnya.
Penulis : Awang
Red : Ukhay