Merefleksikan Egoisme Dari Dua Tokoh Serial Animasi Vinland Saga

22

Penulis: M. Alwi B

Resensi Film

 

Film/serial : Vinland Saga

Penulis : Makoto Yukimura

Produser : Wit Studio

Rilis : Juli 2019

Genre : Fiksi Sejarah/Petualangan

 

Vinlad Saga merupakan salah satu serial animasi Jepang yang digarap oleh Wit Studio dan di rilis juli 2019 . Serial animasi ini cukup menarik ditonton karena berani menyampaikan realitas apa adanya, penuh konflik horizontal serta  sarat akan nilai sejarah, terutama tentang kisah penaklukan oleh bangsa Viking. Latar tempat, hingga eksplorasi kultur dan nilai adat setempat semuanya banyak berasal dari salah satu bangsa Nordic ini.

Cerita Viland Saga berfokus pada dua karakter utama, yaitu Thorfinn dan Askeladd. Thorfinn adalah anak dari Thors Snorreson. Seorang komandan Jomsviking yang sangat tangguh dan kuat.

Singkat cerita. Thors dibunuh secara tidak adil dan curang oleh Askeladd dan pasukannya atas perintah seseorang. Thorfinn yang saat itu masih kecil(bocah), sangat marah dan menaruh dendam teramat sangat terhadap Askeladd karena telah membunuh ayahnya tepat di depan matanya sendiri.

Thorfinn kemudian menyusup ke dalam kapal yang dibajak oleh Askeladd karena ia dijanjikan untuk membalaskan dendamnnya kepada Askeladd dan kisahnyapun dimulai dengan menjadi bawahan Askeladd. Thorfinn rela menjadi bawahan Askeladd karena ia dijanjikan untuk menuntaskan dendamnnya kepada Askeladd melalui duel, dengan syarat Thorfinn harus menuntaskan misi yang diperintahkan kepadanya terlebih dahulu. Dengan tekad bulatnya  untuk membalas dendam kepada Askeladd, Thorfinn selalu berhasil dalam setiap misinya.

Terjadilah duel berkali kali dengan Askeladd namun sayang, ia selalu kalah. Sampai pada akhirnya, Askeladd tewas dibunuh karena menggila di sebuah acara pembagian hadiah dari raja. Thorofinn yang menyaksikan peristiwa tersebut sangat tidak terima Askeladd tidak mati di tangannya. Sebelum mati, Askeladd tersenyum dan melontarkan pertanyaan “Apa tujuan hidupmu setelah aku mati, Thorfinn? Apa yang akan kamu lakukan?”

Melalui serial Vinland Saga, bahwa Throfinn kecil tumbuh menjadi seorang remaja brutal dan kacau karena dalam dirinya dipenuhi “keegoisan” yang mengacaukan pikirannya. Keegoisan yang terpatri dalam dirinya itu karena pikirannya hanya berisi ambisi untuk membunuh Askeladd. Keadaan tersebut membuatnya lupa akan bagaimana seharusnya tumbuh menjadi seorang remaja yang banyak teman, ceria dan visioner.

Sampai Askeladd melontarkan pertanyaan “Apa tujuan hidupmu setelah aku mati, Thorfinn? Apa yang akan kamu lakukan?” Pada akhir hayatnya, Thorfinn terdiam penuh amarah dan frustasi. Hal tersebut menandakan bahwa selama ini pikirannya hanya tentang ambisi untuk membunuh Askeladd, tetapi setelah mengetahui bahwa Askeladd tidak mati di tangannya, ia kehilangan tujuan hidupnya dan hanya bisa berteriak.

Thorfinn telah tenggelam dalam keegoisannya.  Tanpa ia sadari, kehidupan remajanya telah dieksploitasi oleh Askeladd. Askeladd yang sangat tahu isi pikiran dan potensi Thorfinn , memanfaatkannya dengan menjadikannhya sebagai mata-mata bagi pasukannya. Askeladd memperlakukan thorfinn selayaknya benda yang dapat dipakai untuk memenuhi dan memuaskan ambisinya sebagai komandan pasukan.

Askeladd menjadikan thorfinn sebagai objek semata. Askeladd hanya ingin mencari keuntungan dari diri Thorfinn dalam rangka memuaskan hasrat pribadinya, ia tidak memandang Thorfinn sebagai objek. Dengan demikian, dikepala Askeladd hanyalah soal “aku”. Semua hanya untuk memuaskan aku (Askeladd).

Dari kisah serial animasi Vinland Saga,kita dapat merefleksikan bagaimana seharusnya menjadi manusia  yang tentunya adalah makhluk istimewa yang dibekali akal dan pikiran untuk menjalani kehidupannya. Dengan akal dan pikirannya, manusia Berhak menentukan setiap pilihan yang nantinya akan menentukan masa depan kehidupannya. Jika memaksimalkan kemampuan akal dan pikiran, maka bukan tidak mungkin kehidupan manusia adalah kehidupan yang benar-benar berdasarkan pilihan yang dibuatnya sendiri.

Tetapi akan menjadi masalah jika dalam menentukan pilihan-pilihan tersebut, manusia hanya memikirkan dirnya sendiri dan tidak mengindahkan manusia lainnya. Kita sama-sama tahu bumi ini dihuni oleh berbagai macam makhluk hidup, berbagai macam kepribadian, latar belakang yang beragam, sampai perbedaan kepentingan.

Ketika semua manusia hanya berkutat pada kepentingannya sendiri dengan tidak mengindahkan manusia lain, layaklah apabila manusia telah kehilangan kemanusiaanya. Dapat kita mengerti bahwa “hasrat, nafsu dan pikiran” saling terkait satu sama lain. Artinya mereka tidak bisa berjalan terpisah, melainkan harus beriringan. Dengan begitu, kita “manusia” tidak kehilangan sisi manusianya. Terlebih lagi menjadi manusia yang  artinya adalah memperlakukan manusia lain dengan layak seperti halnya memperlakukan diri sendiri. “manusia yang memanusiakan manusia lain.”

Redaktur : Sahrul Fahmi

22 thoughts on “Merefleksikan Egoisme Dari Dua Tokoh Serial Animasi Vinland Saga

  1. Hello, Neat post. There is an issue along with your site in internet explorer, could check this?K IE still is the market chief and a good part of other people will miss your fantastic writing due to this problem.

  2. I’m curious to find out what blog system you’re using? I’m experiencing some small security problems with my latest blog and I would like to find something more risk-free. Do you have any solutions?

  3. Good day! I know this is kind of off topic but I was wondering which blog platform are you using for this website? I’m getting tired of WordPress because I’ve had issues with hackers and I’m looking at alternatives for another platform. I would be fantastic if you could point me in the direction of a good platform.

  4. I liked as much as you will obtain carried out right here. The cartoon is attractive, your authored material stylish. nevertheless, you command get bought an nervousness over that you want be turning in the following. sick undoubtedly come further formerly once more since precisely the same just about very regularly inside of case you defend this increase.

  5. This web page is really a stroll-by for the entire information you needed about this and didn’t know who to ask. Glimpse here, and you’ll undoubtedly discover it.

  6. What i don’t realize is actually how you are not really a lot more neatly-liked than you might be right now. You’re so intelligent. You know therefore considerably in terms of this matter, made me for my part consider it from numerous varied angles. Its like women and men are not involved until it’s something to do with Lady gaga! Your personal stuffs outstanding. At all times maintain it up!

  7. Have you ever considered publishing an e-book or guest authoring on other sites? I have a blog based upon on the same subjects you discuss and would really like to have you share some stories/information. I know my subscribers would appreciate your work. If you are even remotely interested, feel free to shoot me an email.

  8. Thank you for the sensible critique. Me and my neighbor were just preparing to do some research on this. We got a grab a book from our local library but I think I learned more from this post. I’m very glad to see such excellent information being shared freely out there.

  9. You can definitely see your enthusiasm in the work you write. The world hopes for even more passionate writers like you who aren’t afraid to say how they believe. Always follow your heart.

  10. The root of your writing while sounding reasonable at first, did not settle very well with me after some time. Somewhere within the sentences you actually were able to make me a believer unfortunately only for a short while. I nevertheless have got a problem with your leaps in assumptions and you would do nicely to fill in all those breaks. In the event you actually can accomplish that, I would definitely end up being fascinated.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *