PEMBEBASAN: Jegal Neoliberalisme, Bangun Pemilu Rakyat Miskin

0

Penulis: Alqafiki & Indra Ardiyan Syach

Makasar, Cakrawalaide.com –  Merespon kebijakan yang dikeluarkan rezim Jokowi-Ma’ruf, puluhan massa yang tergabung dalam Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) menggelar aksi demonstrasi dengan mengangkat grand isu “Jegal Neoliberalisme, Bangun Pemilu Rakyat Miskin” di Fly Over Jl. A. P Pettarani – Makassar, Minggu (30/10/2022).

PEMBEBASAN dalam selebarannya menilai bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh rezim Jokowi-Ma’ruf anti rakyat dan menunjukan karakter asli pemerintahan Indonesia yaitu Neoliberal.

Melalui Neoliberalisme negara dinilai melepaskan tanggung jawabnya dalam pemenuhan kesejahteraan rakyat kepada mekanisme pasar sedangkan Neoliberalisme sendiri dapat memperlebar jurang ketimpangan dan meningkatkan angka kemiskinan.

Menurut World Population Review, Indonesia masuk dalam urutan ke-73 negara termiskin di dunia. Pendapatan nasional bruto RI tercatat US$3.870 per kapita pada 2020. Berbagai kebijakan yang di tetapkan di antaranya kenaikan BBM dinilai semakin membawa Indonesia ke jurang kemiskinan.

Inflasi September dan Oktober 2022 diproyeksi bisa tembus 6,5%-7% dna angka kemiskinan 2022 bisa naik ke 10,3-10,6%. Kenaikan harga BBM juga akan memicu terjadinya gelombang PHK massal, terang PEMBEBASAN melalui selebaran.

Arul selaku ketua pembebasan menegaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang yang menerapkan kebijakan Neoliberalisme terbukti saat kenaikan BBM yang berpengaruh pada pada perekonomian masyarakat.

Ia juga menjelaskan sejarah penandatanganan Undang-Undang penanaman modal asing menjadi awal Neoliberalisme dan hingga detik ini pemerintah konsisten mempertahankan kebijakan tersebut.

“Menurut kami, Indonesia itu beserta Amerika adalah dua negara yang sangat konsisten menerapkan kebijakan neoliberal yang berdampak negatif terhadap masyarakat yang kita tau bersama sejarah Neoliberalisme itu diterapkan pertama kalinya dengan penandatanganan UU penanaman modal asing pada 1967 hingga detik ini pemerintahan rezim kapitalis. Neoliberalisme di Indonesia masih konsisten dan menerapkan kebijakan seperti yang saya katakan tadi contohnya dalam konteks BBM naik yang kita tau sangat berdampak rugi, berdampak negatif terhadap masyarakat indonesia,” tegasnya

Dalam selebaran yang di berikan kepada pengguna jalan dan massa aksi, di terangkan bahwa alih-alih memperhatikan kondisi perekonomian rakyat yang tengah dilanda kesulitan usai kenaikan BBM pemerintah justru berlomba-lomba mengusung partai dan mengumumkan calon pemimpin negara selanjutnya. Rakyat Indonesia dipaksa bergembira bersama janji-janji para partai borjuasi.

Faris selaku Jenderal lapangan (Jenlap) berharap melalui aksi demonstrasi yang mengangkat grand isu “Jegal Neoliberalisme, Bangun Pemilu Rakyat Miskin” dapat memberi pemahaman dan kesadaran rakyat bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh negara menuai banyak persoalan dan berdampak pada masyarakat.

“Di aksi ini semoga dapat memberi pengaruh dampak positif kepada Masyarakat agar masyarakat bisa paham bahwa kita di negara ini punya perseolahan dan perjuangan kita bisa di menangkan tanpa dukungan rakyat perjuangan akan sia sia jadi kita harap masyarakat sadar juga.” Tutupnya.

Redaktur: Sahrul Fahmi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *