Gabriel Marquez, Kenangan Wanita Penghibur yang Melankolis

0
Ilustrasi Kenangan Wanita Penghibur Yang Malang | Sumber : www.google.com
Ilustrasi Kenangan Wanita Penghibur Yang Malang | Sumber : www.google.com

“Tidak ada kemalangan yang lebih menyengsarakan daripada mati sendirian.”                                                                                                                                       Gabriel Marquez

Apa yang menjadi cerita utama dalam novel ini mungkin jarang kita temukan dalam keseharian kita. Novel karya Sastrawan besar Gabriel Marquez ini berkisah tentang seorang lelaki yang menginginkan tepat dihari ulang tahunnya yang kesembilan puluh, ia ingin bercinta dengan seorang perawan.

Gabriel Marquez adalah penulis kelahiran Kolombia, awal karir penulisannya bermula dari profesinya sebagai seorang Jurnalis. Selain menjadi seorang Jurnalis pada perkembangannya Gabriel Marquez yang biasa dipanggil Gabo ini merupakan Sastrawan yang pernah meraih nobel sastra. Tak hanya itu, Gabo juga merupakan aktifis politik dan memiliki hubungan yang sangat tokoh Revolusioner Kuba Fidel Castro.

Novel ini bermula dengan kisah lelaki tua yang tak pernah mengikat hubungan  serius dengan teman wanitanya. Hingga pada umurnya yang sudah semakin dekat dengan kematiannya, ia masih sendiri tanpa seorang istri, anak ataupun keluarga yang dekat dengannya. Tapi bukan berarti ia tak pernah menjalin hubungan dengan seorang  perempuan yang singgah dalam kehidupannya.

Hidupnya ialah pergumulan dengan banyak wanita yang ia bayar untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Awal dirinya bersentuhan dengan perempuan bermula dari masa kecilnya yang harus dinodai oleh seorang perempuan Mucikari yang membuat dirinya terlalu cepat menikmati makhluk tuhan yang bernama wanita. Pengalaman itu yang menggerakkanya untuk terus mendapatkan kenikmatan itu.

Setiap harinya ia bekerja sebagai seorang guru dan seorang Kolumnis disalah satu harian lokal tempat dirinya tinggal. Sekali seminggu ia harus menulis untuk salah satu harian dan menambah pemasukan dan biaya untuk memenuhi kebutuhan seksualnya.

Perjumpaanya dengan banyak wanita hanya menghasilkan hubungan yang tak sekedar pemenuhan hasrat birahinya. Namun, diusia yang dianggapnya masih tak tua, menjelang hari ulang tahunnya yang kesembilan puluh, ia ingin tidur dengan seorang gadis perawan sebelum maut datang menjemputnya.

Di umur yang mendekati seabad itu, ia kemudian menelpon salah seorang teman lamanya yang memiliki banyak perempuan – perempuan penghibur. Setelah bertemu dengan temannya, ia diperkenalkan  dengan seorang gadis yang masih berusian 14 tahun, gadis tersebut telah lama menunggunya di atas ranjang. Peristiwa malam itu, adalah peristiwa yang membuat dirinya merasa sangat membutuhkan perempuan tersebut, lebih dari malam yang telah mereka lewati sebelumnya.

Perjumpaan pertama dengan perempuan tersebut, membuat dirinya ingin bertemu lagi dengannya untuk kesekian kalinya. Ia melihat, merasakan serta memperlakukan perempuan itu tak seperti dirinya memperlakukan perempuan lain yang pernah bersamanya sebelumnya. Dia merasa jatuh cinta pada perempuan tersebut. Hal ini selalu mendorong dirinya untuk terus mencari perempuan yang membuat dirinya jatuh cinta dan merasakan kasih saying terhadap seorang perempuan.

Dalam  umur yang semakin dekat dengan kematian, ia merasakan gejolak muda dan rasa cinta yang datang padanya. Umurnya tak menjadikan dirinya berhenti untuk mencintai.

Penulis : Ady Anugrah Rasyak

Red :  Israwati Nursaid

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *