KAWAL PESISIR Menolak Reklamasi, Andra Dg Bau: Kami lahir di Pulau Lae-Lae Beranak Cucu Disini

0

Penulis: Muh. Arif Setia Budi

Makassar, Cakrawalaide.com– Koalisi Lawan Reklamasi Pesisir (KAWAL PESISIR) mengadakan aksi menolak reklamasi Center Poin of Indonesia (CPI) di depan Gedung DPRD Provinsi dan Depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Rabu ( 17/5/2023).

Aksi dilakukan oleh gabungan organisasi bersama perwakilan masyarakat Pulau Lae-Lae. Aksi di ikuti lebih dari 300 orang yang memenuhi depan Gedung DPRD Provinsi Sulawesi-Selatan.

Om leo selaku humas aksi mengatakan aksi dilakukan untuk menolak pembangunan reklamasi sekitar Pulau Lae-Lae yang akan membuat dampak terhadap mata pencaharian bagi masyarakat Pulau Lae-Lae.

“Tuntutan kami, masyarakat Lae-Lae untuk membatalkan reklamasi yang di canangkan oleh pemerintah provinsi Sulawesi-Selatan. Rencana itu yang di reklamasi itu 12,2 hektar sedangkan pulau kami tidak sampai 10 hektar, coba bayangkan. Tidak menutup kemungkinan pulau kami tertutup semua pinggirnya. Kalo sudah tertutup pinggirnya, dimana lagi saya sebagai nelayan mencari nafkah, ikan-ikan tidak bisa dapat lagi karena karang-karang nya itu sudah tertutup timbunan, itu yang menjadi dampak lingkungan kami, yang akan menyusahkan kami sebagai masyarakat Lae-Lae, masyarakat nelayan,”katanya

Om leo mengungkapkan kecurigaan pemerintah dalam reklamasi yang dilakukan disekitar Pulau Lae-Lae tidak sesuai dengan apa yang dicanangkan pemerintah.

“Pertama-tama rencana mereka itu ingin menimbun pulau kami itu di pantai barat sampai ke pantai timur. Satu hal yang paling saya tidak terima adalah dia mau menimbun rencana pantai barat sampai ke pantai timur. Satu hal yang paling saya tidak terima adalah dia mau menimbun rencana pantai barat tapi dia mengukur pantai utara dan selatan, makanya saya ada kecurigaan disitu. itu yang menjadi kecurigaan saya terhadap pembangunan pemerintah yang mereka canangkan,” ungkapnya.

Andra Dg. Bau Tokoh Masyarakat Pulau lae-lae mengatakan masyarakat pulau lae-lae tidak tahu tentang sosialisasi pulau reklamasi telah dilakukan, dan siapa pun yang menjadi perwakilan dalam sosialisasi merupakan bukan warga dari Pulau Lae-Lae.

“Bahwa Pulau Lae-Lae akan direklamasi kami sama sekali tidak tahu itu pak. Jadi tabe pak mereka yang pernah bertanda tangan di kantor bapak dimana pun dia , itu bukan wakil warga Pulau Lae-Lae mereka patut dikatakan pengkhianat. Kami itu asli warga Pulau Lae-Lae lahir di Pulau Lae-Lae beranak cucu di Pulau Lae-Lae lae. Terutama nenek saya, penduduk pertama Lae-Lae yang menggarap Pulau Lae-Lae dengan belanda andaikan saja nenek saya tidak membakar karst dari belanda saya yang berhak yang menduduki Pulau Lae-Lae, Malolo Dg Kebo penduduk pertama Pulau Lae-Lae itulah saya,”katanya.

Om Leo juga berharap instansi pemerintah untuk tidak lagi melakukan aktivitas di sekitar Pulau Lae-Lae karena masyarakat Pulau Lae-Lae akan mengupayakan untuk menghalau semua aktivitas yang dilakukan pemerintah.

“Harapan kami sebagai masyarakat Pulau Lae-Lae tolong sebagai instansi-instansi yang terkait dapat membelakangi. kedua sebagai intansi atau anggota-anggota, saya meminta jangan lagi mengulangi hal hal yang bapak pernah lakukan terhadap pulau kami, karena apapun bapak lakukan di sekitar pulau kami akan kami tidak akan tinggal diam. Sebagai masyarakat Pulau Lae-Lae akan menghalau semua dengan upaya-upaya kami,” tutupnya.

Adapun tuntutan dari KAWAL PESISIR:

1.Mengakui dan melindungi wilayah tangkap

2. Cabut Pergub wisata bahari

3. Revisi Perda RT/RW

4. Akui Identitas perempuan nelayan

5. Pulihkan hak-hak masyarakat pesisir dan nelayan

6. Batalkan rencana reklamasi Pulau Lae-lae

7. Hentikan Perluasan pembangunan Pelabuhan Makassar New Port (MNP)

8. Pulihkan hak perempuan pesisir dan nelayan tradisional

Redaktur: Sahrul Pahmi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *