Reportoar Air, Sungai dan Karst

0
ku-Partai Batu #2 / Foto = upksbs umi
ku-Partai Batu #2 / Foto = upksbs umi

Makassar, cakrawalaide.com – Menjelang keberangkatan tim pementasan Unit Pengembangan Kretifitas  Seni dan Budaya (UPKSBS) Universitas Muslim Indonesia (UMI ), penulis mewawancarai ketiga orang aktor yang akan berangkat menuju Temu Teman di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Disela-sela kesibukan mereka untuk packing barang untuk berangkat  paginya, penulis mewawancarainya malam hari dan setelah wawancara kami bercerita lepas tentang keberangakan mereka dan persoalan seni yang mereka geluti sekarang ini.

Sebuah laporan telah mereka  siapkan untuk disampaikan kepada seluruh pasang mata, sepasang telinga yang nantinya akan menyaksikan berbagai gerakan tubuh dan percakapan yang mereka rancang dan susun sebelumnya. Didalamnya ada luka, duka dibungkus menarik sehingga semua yang menyaksikannya bisa menyimpulkan pesan yang dibungkusnya itu. Bukan maksud untuk mengarahkan atau mungkin menggurui semua orang, mereka berharap orang bisa menyimpulka sendiri apa yang mereka sajikan.

Melalui medium teater UPKSBS atau lebih lebih diakrabi dengan UKM Seni UMI. Telah memprsiapkan sajian terbaiknya, lebih dua bulan tim pementasan ini mempersiapkan diri untuk kegiatan “Temu Teman “  yang dipusatkan pada Univeristas lambung Mangkurat , Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kegiatan Temu Teman adalah kegiatan tahunan yang diikuti oleh seluruh Pekerja seni kampus (PSK) di seluruh Nusantara. Tahun  lalu Temu Teman dilaksanakan di Palu, Sulawesi Tengah . Temu Teman sendiri pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002, UKM Seni UMI merupakan pencetus dari kegiatan ini. Kegiatan tahun 2002 itu diselenggarakan di Benteng Somba Opu yang dihadiri berbagai PSK dari berbagai kota di Indonesia.

Temu Teman merupakan reaksi dari UKM Seni UMI melihat menjamurnya festival-festival teater yang diperlombakan, menurut mereka sebuah karya tidak bisa dinilai dan memiliki karakternya msing-masing.

Untuk temu Teman kali ini, teman teman dari UKM Seni mengangkat tema mengenai persolan air,sungai dan Karst. “Isu besarnya pada awalnya adalah air. Kenapa bicara air karena pada dasarnya kita butuh air.  Sedangkan mengenai Karst , Salah satu fungsi karst sebagai resapan air. Salah satu kecamatan disana yang mengalami kekeringan, hal tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya yang dulu tersedia air sehingga kebutuhan air bersih warga sekitar dapat terpenuhi. Namun, setelah terjadi eksploitasi akibat aktifitas pertambangan maka terjadi kekeringan. Jika dilihat kondisi disana ada sekitar 30 perusahaan tambang dan yang paling ganas tonasa dan bosowa,” ujar Wawan anggota UKM Seni.

Wawan sendiri adalah salah satu aktor yang akan tampil pada Temu Teman nanti, dirinya dengan nada bercanda mengatakan bahwa ini kali pertamanya  ikut Temu Teman. Dia menambahkan bahwa untuk Kota Makassar kebutuhan air bersih masih sangat tergantung pada Kabupaten disekitarnya. “karena tak ada sumber mata air maka kebutuhan air bersih tersebut di pasok salah satunya dari Kabupaten Maros ,” ujar Wawan dengan nada yang serius.

Untuk Karst, pegunungan Karst yang ada di Maros merupakan pegunungan Karst terbesar setelah Cina. Tak hanya itu  terdapat situs sejarah berupa tapak manusia purba yang terdapat disalah satu goa di Kawaan Karst.

Sedangkan pada konteks sungai, kondisi sungai juga mengalami banyak masalah. Seperti Limbah dari aktifitas pertambangan menyebabkan pencemaran terhadap air itu sendiri. Selain itu, kenapa kami mengangkat masalah sungai, karst dan air, karena ini juga berhubungan dengan  tempat pelaksanaan Temu Teman di Kota Banjarmasin yang juga dijuluki sebagai kota seribu sungai. Tiga elemen ini merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Ku partai batu

Kenapa ini bisa terjadi, berbagai kerusakan lingkungan utama mengenai masalah air, karst dan sungai tak bisa dilepaskan dari abainya partai politik. Hal ini tak bisa dilepasakan dari persolan kekuasaan. Kekuasaan tak bisa dilepaskan dari partai politik. Partai politik telah mengobok obok Negara dan alah satunya adalah terjadinya keruskan lingkungan secara luas dan dengan intensitas yang semakin kuat.

Tema Besar dari Pementasan ini adalah “Ku partai batu ” , metafora dari dari batu yang keras yang sangat lekat dengan partai poltik yang berkepala batu dan tak mau peduli dan mendengar persolan masyarakat, terutama  masalah lingkungan.

Perusahaan tambang yang melakukan aktifitas pertambangan tak  akan bisa melakukan aktifitas pertambangan tanpa ada izin dari pemerintah. Kalau dikaitkan dengan yang ada di Maros, kenapa berlangsung aktifitas pertambangan yang banyak menyebabkan kerusakan lingkungan itu dikarenakan terlalu mudahnya izin pertambangan dikeluarkan.

Pada Temu Teman tahun lalu, UKM Seni mengangkat isu Reklamasi. Untuk persolan Reklamsi itu juga ada hubungannya dengan pertambangan Karst. Batu yang digunakan untuk menimbun reklamasi kawasan pesisir Makassar itu salah satunya dari Karts Maros. Sedangkan  semennya dari Maros juga, dari Pabrik Semen yang beroperasi di Maros.

Alonk menambahkan bahwa Pementasan yang nantinya akan dilakukan merupak bagian yang tak terpisahkan dari pementasan sebelumnyayang dientaskan di Kota Palu. Tema besar yang diusung yakni Ku partai Batu adalah bagian kedua dari proyek ini. Pementasan tahun lalu itu adalah Ku Partai Batu pertama.

Kurang lebih dua bulan tim pementasan ini di persiapan,mulai dari diskusi isu, observasi dan proses latihan yang memakan waktu cukup lama sampai akhirnya akan pentas dalam kegiatan Temu Teman. Persiapan in dimulai dari sebelum masuk bulan puasa sampai simulasi terakhir pada malam 17 Agusutus.  Sebelum bulan puasa kadang altihannya dimulai olah tubuh jam 4 sore sampai menjelang buak puasa . setelah itu dilanjutkan sekitar pukul delapan malam. Dan pada saat selesai bulan puasa jam latihanya pun berubah, latihannya dilaksanakan pukul 22.00 dan kadang selesai menjelang dini hari.

Untuk mencari data untuk Persiapan pementasan teater, Tim melakukan observasi selama dua hari. Sekaligus mencari gerak untuk dibawa ke teater. Berdasar kondisi yag dilihat,merasakan sendiri, meditasi sehingga diwujudkan dalam gerak teater.

Tim yang telah berangkat pada 19 Agustus ini terdiri dari 10 orang. Enam orang aktor, dua pebunyi, satu orang lighting dan 1 orang lain dokumentasi. Kegiatan ini akan berangsung dari  tanggal 20 sampai tanggal 29 agustus mendatang.

Penulsi : Cappa
Red : Hutomo Mari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *