Sebuah Cerita Tentang Pencarian Jati Diri, Cinta dan Revolusi

0

les_miserables_ver11Film : Les Miserables

Genre : Drama, Musical

Sutradara : Tom Hooper

Jean Valjean (Hugh Jackman) yang merupakan tokoh utama dalam film ini, seorang narapidana yang dihukum selama 19 tahun karena mencuri sepotong roti. Hukuman yang seharusnya hanya lima tahun, namun ditambah 12 tahun penjara karena terhitung empat kali berusaha melarikan diri dan dua tahun penjara karena melakukan perlawanan dalam usaha pelariannya, sesuai dengan hukum Perancis pada abad ke-19 kala itu.

Jean Valjean mengecap kebebasannya setelah dibebaskan secara bersyarat oleh inspektur polisi bernama javert (Russell Crowe) yaitu bebas dari penjara tapi masih terus dalam pengawasan polisi. Kebebasan bersyarat dan status mantan narapidana ini membuat Jean Valjean kesulitan dalam mencari pekerjaan maupun tempat tinggal.

Dalam perjalanannya, ia kemudian ditolong dan diberi tempat tinggal oleh seorang uskup, namun karena kepedihan yang dialaminya selama bertahun-tahun melakukan kerja paksa diatas kapal, diri Jean Valjean dipenuhi dengan kebencian dan tidak lagi percaya terhadap kebaikan. Jean Valjean kemudian melarikan diri pada suatu malam dengan mencuri perhiasan sang uskup, namun ke esokan harinya, ia didapati oleh polisi dan dibawa kembali kepada sang Uskup.

Sang uskup berbesar hati dengan memafkan perbuatan Jean Valjean dan mengakui kepada polisi bahwa perhiasan tersebut merupakan pemberian dan bukan hasil curian. Sang Uskup membebaskan Jean Valjean pergi dengan menambahkan perhiasan perak dengan pesan agar perhiasan itu dipergunakan untuk menjadi manusia yang baik.

Kebesaran hati sang Uskup, menyadarkan Jean Valjean bahwa masih ada kebaikan, cinta dan kasih sayang dalam diri tiap manusia. Jean Valjean melanjutkan hidupnya dengan berpindah tempat disebuah kota kecil di Perancis bernama Montreuil-sur-Mer, beberapa tahun bekerja di sebuah pabrik konveksi, dengan hasil tabungan dan perhiasan yang diberikan oleh sang Uskup, Jean Valjean membeli pabrik konveksi tersebut. Sejak saat itu, Jean Valjean dikenal dengan naman Monsieur Madeleine, seorang pengusaha yang terhormat. Dan tidak hanya itu, dengan segala usaha dan kebaikan hatinya Jean Valjean menjadi walikota Montreuil-sur-Mer yang dicintai banyak rakyatnya.

Hingga pada suatu hari, melalui mandornya secara tidak sadar Jean Valjean telah memecat seorang buruh wanita bernama Fantine (Anne Hathway) di pabrik konveksi nya karena diketahui memiliki anak dari hubungan yang tidak sah. Fantine yang bekerja demi membiayai hidup anak perempuannya bernama Cosette yang kala itu dititip di sebuah penginapan keluarga Thenardier yang dikenal licik dan selalu mengirimi Fantine surat untuk megirimkan uang untuk biaya hidup putrinya, Casette.

Karena kehilangan pekerjaan dan masih harus mencari uang demi membiayai putrinya, Fantine rela menjual rambut juga kedua giginya. Namun yang diperoleh Fantine masih tidak cukup untuk menghidupi putrinya, hingga akhirnya Fantine bekerja sebagai pelacur. Jean Valjean berusaha mencari buruh wanita tersebut, namun ketika ditemui Fantine tengah dalam keadaan ditangkap polisi dan terluka parah karena disiksa oleh seorang lelaki. Fantine kemudian dirawat dirumah sakit namun, karena luka yang dialami sangat parah Fantine kemudian meninggal dunia. Demi menebus rasa bersalahnya, Jean Valjean berjanji akan menemukan dan merawat anak Fantine, Casette.

Dalam pencariannya, Jean Valjean dihadapkan pada diema besar. Seseorang bernama Champmathieu ditangkap polisi karena dituduh sebagai Jean Valjean mantan narapidana yang bebas bersyarat namun melarikan diri dengan identitas baru. Mengetahui hal tersebut, Jean Valjean bimbang antara mengakui yang sebenarnya agar mampu membebaskan Champmathieu yang tidak bersalah ataukah melanjutkan pencariannya mencari Casette.

Jean Valjean mengikuti kata hatinya, dengan mengaku dihadapan pengadilan bahwa dialah Jen Valjean, namun karena nama besar nya kini sebagai Monsieur Madeleine, pengadilan tidak mempercainya. Akhirnya, Jean Valjean melanjutkan pencariannya terhadap Casette. Namun, seorang Inspektur kepolisian, Inspektur Javert mengenali Monsieur Madeleine sebagai Jean Valjean dan berusaha megejar Jean Valjean utuk dihukum atas pelariannya.

Jean Valjean akhirnya berhasil menemukan Casette di rumah keluarga Thenardier. Karena tidak pernah lagi mendapat kiriman dari ibunya, Casette diperlakukan sebagai budak oleh suami istri Thenardier. Jean Valjean kemudian membebaskan Casette dengan membayar mahal kepada keluarga Thenardier. Pelarian Jean Valjean kini semakin rumit dengan kehadiran Casette karena ia tidak lagi seorang diri dan harus bertanggung jawab atas hidup Casette, sebagaimana janjinya terhadap Fantine.

Berkat kebaikannya tehadap semua orang, Dalam pelariannya Jean Valjean mendapatkan pertolongan oleh seorang warga yang juga pernah diberi pertolongan oleh Jean Valjean. Jean Valjean dan Casette pun memiliki tempat tinggal untuk bersembunyi dari kejaran Inspektur Javert. Di rumah itu, Jean Valjean membesarkan Casette selama Sembilan tahun seperti anaknya sendiri hingga Casette (Amanda Seyfriend) tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik.

Beberapa tahun berselang, suhu politik di Perancis sangat panas. Situasi politik kala itu kacau balau karena sistem pemerintahan Perancis yang pada saait itu berupa monarki/kerajaan cenderung hanya menguntungkan para bangsawan dan menjadikan masyarakat miskin semakin miskin dan menderita. Beberapa orang disiksa dan menjadi pengemis, bahkan keluarga Thenardier yang memiliki penginapan berubah menjadi pengemis. Situasi ini menggugah semangat warga Perancis terutama kaum muda unuk melakukan perlawanan demi megubah sistem pemerintahan Kerajaan menjadi Republik melalui pemberontakan bersenjata dan revolusi.

Disaat rakyat tengah menyiapkan revolusi, seorang pemuda yang juga ikut menggaungkan revolusi bernama Marius (Eddie Redmayne) jatuh cinta kepada Cosette. Keduanya kemudian terlibat cita segitiga karena kehadiran Eponine (Samantha Barks) yang merupakan putri suami-isteri Thenardier yang telah memendam perasaan cintanya terhadap Marius sejak lama.

Namun meski demikian, Ephonine tetap mencintai Marius bahkan rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan Marius ketika pertempuran pecah antara kelompok pemberontak dan kelompok kerajaan, hingga akhirnya ephonine meninggal dunia dan memberikan surat cinta Casette kepa Marius yang telah ia sembunyikan.

Mengetahui hubungan Marius dan Casette, Jean Valjean kemudian memutuskan ikut terlibat dalam kelompok pemberontak dalam melawan kelompok kerajaan demi menemukan Marius. Dengannya, ia yakin marius akan menjaga dan membahagiakan Casette, mengingat usianya yang terus menua. Disaat pmberontakan terjadi Jean Valjean bertemu dengan Inspektur Javert yang tengah tertangkap oleh pemberotak, Jean valjean yang pada saat itu bisa saja menembak Inspektur Javert namun karena kebesaran hatinya ia justru membebaskan Inspektur Javert. Sayangnya kebesaran hati Jean Valjean ini tidak mengubah pendirian Inspektur Javert untuk menegakkan hukum dan keadilan untuk terus mengejar Jean Valjean sebagai buronan.

Hingga saat pecahnya huru-hara revolusi yang digaungkan kaum pemberontak, justru dikalahkan oleh kelompok kerajaan yang lebih kuat. Pemberontak dipadamkan dan semuanya meninggal. Marius pun ikut tertembak, namun tak sampai meninggal ia kemduian dilarikan untuk diselamatkan oleh Jean Valjean. Dalam pelariannya, mereka berdua bertemu Inspektur Javert, namun ada sesuati yang mengganjal dalam nurani sang inspektur hingga ia tidak menangkap keduanya melainkan membebaskannya.

Inspektur Javert mengalami pergolakan batin tentang sosok Jean Valjean yang telah menolong banyak orang dan apa yang selama ini yang ia lakukan terhadapnya. Jean Valjean yang pernah menebus kesalahannya dengan menetap di penjara selama 19 tahun lamanya, juga kemurahan hatinya dalam membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan dirasainya sebagai sesuatu yang tidak seharusnya mendapatkan hukuman.

Inspektur Javert mencari-cari makna keadilan yang sesungguhnya, bahwa keadilan yang sesungguhnya ialah keadilan yang harus ditegakkan diiringi dengan cinta dan belas kasih.  Pergolakan batin ini membuat Inspektur Javert tidak tau harus berbuat apa dan merasa bersalah hingga akhirnya ia bunuh diri.

Disamping itu, Jean Valjean yang berhasil merawat Marius hingga sembuh mempertemukan Marius dan Casette lalu menikahkan keduanya. Merasa malu terhadap kenangan masa lalunya sebagai narapidana dan buronan untuk diketahui Casette, Jean Valjean keudian pergi meninggalkan Casette dan menitipkannya kepada Marius.

Namun, Casette terus mecari kemana ayah angkatnya pergi, hingga beberapa lama kemudian ia menemukan Jean Valjean di sebuah biara tengah menanti ajalnya diatas kursi rotan yang tua. Hingga akhirnya Jean Valjean menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggal dengan tenang dihadapan orang-ornang yang dicintainya. Arwah Jean Valjean dijemput dengan arwah Fantine yang kemudian bertemu dengan arwah para pemberontak yang memperjuangkan Revolusi Perancis.

Film ini diakhiri dengan seluruh pemain yang tengah menyorakkan lagu “Do You Hear The People Sing” :do you hear the people sing, singing a song from angry man, it is the music of the people who will not be slave again!(Apakah kau mendengar orang-orang bernyanyi, menyanyikan lagu dari orang yang marah, itulah musik dari orang-orang yang tidak akan menjadi budak lagi).

 Nb: Film ini merupakan adaptasi dari sebuah novel karya Victor Hugo (1802-1885). Telah difilmkan berkali-kali sejak tahun 1909-2012 dengan berbagai versi. Resensi tersebut diatas merupakan versi pertama dalam bentuk drama musical dari cerita “Les Miserables”, sehingga setiap kata yang diucapkan dalam film melalui nyanyian dan drama. “Les Miserables” sendiri berarti orang-orang yang menderita atau merana, sebuah karya yang ditujukan sebagai bentuk kritik terhadap ketidakadilan social di Perancis pada abad ke-19. Sebagai gambaran perjuangan dalam meraih Revolusi Perancis yang menggaungkan kebebasan, persaudaraan dan persamaan.

Penulis: St. Nurjannatul Ma’wa
Red: Her

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *