Pramuka Perguruan Tinggi dan Tuntutan Agen Of Change

14

“Seorang Pelajar sudah harus

berlaku adil sejak dalam pikiran,

apalagi dalam tindakan”

(Pramoedya Ananta Toer)

 Oleh: Haidar Faroz

Sudah menjadi kebenaran dalam sejarah dunia, bahwa mahasiswa merupakan pilar dalam sebuah perjuangan suatu bangsa yang gandrung akan keadilan. Sepanjang tirani dan kebengisan zaman diumbar-umbarkan oleh rezim yang berwatak otoritarianisme, maka sepanjang itu pula mahasiswa muncul dengan semangat menggebu-gebu dan menjadi tonggak perlawanan bersama dengan rakyat yang menjadi korban dari kebijakan rezim yang tak sesuai dengan nilai-nilai humanisme universal.

Jika kita mentafakuri setiap jejak demi jejak perjuangan bangsa, maka peran mahasiswa merupakan salah satu kekuatan besar yang dimiliki bumi pertiwi dalam menumbangkan kolonialisme dan imperialisme.

Pada tanggal 20 Mei 1908, dimana bangkitnya kesadaran nasional para pemuda yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo yang pada saat itu merupakan awal dari langkah kita melawan setiap bentuk kekerasan, diskriminasi, dan dehumanisasi yang dilakukan oleh penjajah pada saat itu. Perjuangan itu pun berlanjut ketika para pemuda mengepalkan tangan bersama dalam suatu sumpah  nan sakral yang semata-mata untuk menggalang persatuan bangsa pada tanggal 28 Oktober 1928, ialah sumpah pemuda.

Kemudian, pada tanggal 16 agustus 1945, gerakan mahasiswapun tak henti-hentinya mewarnai dinamika kebangsaan. Penculikan paksa The Founding Fathers negeri ini yang dilakukan para pemuda pada saat itu memicu riak-riak semangat menegakkan kemerdekaan. Akhirnya, nafas kebebasan sebagai Negara merdekapun kita raih dengan dikibarkannya sang saka merah putih sebagai bukti bahwa Negara kita telah bebas dari belenggu kolonialisme dan imperialisme pada tanggal 17 Agustus 1945.

Jika kita berbicara tentang seja rah perjuangan bangsa, maka tidak afdhal jika kita tidak membicarakan tentang Pramuka itu sendiri. Hubungan yang begitu erat antara Pramuka dengan sejarah perjuangan bangsa kita, ibarat langit dan bumi yang saling membutuhkan satu sama lain. Telah tercatat dalam setiap lembar demi lembar sejarah Indonesia bahwa perjuangan bangsa terlepas dari cengkeraman penjajah tidak terlepas dari peranan gerakan pramuka yang dulunya disebut kepanduan.

Melalui semangat patriotisme yang bercampur dengan kesadaran sosial, maka menurut kacamata para pandu pada saat itu, kemerdekaan merupakan takdir yang fardu dirasakan oleh setiap manusia yang merasa dari bumi Indonesia. Kepanduan dipergunakan sebagai metodologi dalam mengubah mainstream berpikir pemuda pada saat itu yang cenderung apatis, hedonis, dan pragmatis menjadi pemuda yang di dalam dada dan nalarnya selalu terpancarkan nilai-nilai perjuangan yang tak dapat dihargai dengan apapun.

Jadi, perlu kita kembali melihat ke belakang dan merefleksi setiap dinamika bangsa ini, bahwa peran pelajar (Mahasiswa) dalam Pramuka sebagai agen of change (Agen Perubahan) itu masih terukir indah dalam literatur sejarah, yaitu perubahan dari keterjajahan menjadi kemerdekaan yang menjadi tujuan hidup semua bangsa. Sehingga begitu dimensionalnya cara berpikir orang yang di dalam isi kepalanya masih menganggap bahwa Pramuka tidak memiliki andil dalam suatu perubahan sosial.

Akan tetapi, lautan hitam apatisme, hedonisme, dan pragmatisme sudah hampir menenggelamkan pikiran dan tindakan mahasiswa yang telah jauh dari sejarah kebesarannya. Mahasiswa di Era Reformasi kini telah mengalami pergeseran fungsi yang lumayan akut. Budaya modernisme yang cenderung mempengaruhi cara pandang mahasiswa, minat menggali ilmu pengetahuan yang semakin degradatif, dan kesadaran sosial yang sudah semakin buram seakan-akan menghantui mahasiswa dari mimpi-mimpi besarnya.

Bukan hanya itu, pengaruh eksternal seperti sistem pendidikan di Perguruan tinggi yang kadang cenderung kurang memanusiakan manusia. Mengapa saya katakan demikian? Karena dalam dunia perguruan tinggi khususnya di Indonesia masih banyak problematika yang semakin hari semakin rumit ibarat benang kusut yang sangat sulit diurai kembali.

Liberalisasi sektor pendidikan, mahalnya biaya pendidikan, dan para pengajar atau dosen yang masih berparadigma positivistik (memposisikan mahasiswa sebagai objek) juga merupakan factor-faktor krusial yang menyebabkan semakin suramnya peran mahasiswa dalam merealisasikan fungsinya, salah satunya agen of change. Jadi merupakan suatu kewajaran apabila mahasiswa di Negara seribu pulau ini hanya terkungkung dalam mental budak, tidak merdeka dalam berpikir dan hanya bernostalgia dengan watak individualistik yang hanya memikirkan kediriannya.

Hal inipun berpengaruh besar dalam dunia kepramukaan. Di hari ini, pandangan sebagian  orang terhadap gerakan pramuka lebih cenderung negatif. Gerakan pramuka dipandang sebagai organisasi yang hanya diperuntukkan bagi siaga, penggalang, dan penegak.

Bahkan ada pandangan yang lebih ekstrim terkait itu, bahwa gerakan pramuka hanya tahu bertepuk-tepuk tangan, hanya tahu menyanyi dan menyalakan api Unggun, dan sama sekali tidak memiliki kontribusi positif terhadap dinamika kebangsaan, apalagi dapat memberikan efek perubahan terhadap bangsa dan negara. Hal ini tentu menjadi sebuah tanda Tanya besar bagi kita yang masih tetap berkomitmen dan konsisten dalam garis Praja Muda karana, mengapa fakta-fakta anomali tersebut bisa muncul?

Untuk menjawab segala permasalahan itu, perlu suatu upaya-upaya yang harus  dilakukan. Dalam dunia kepramukaan, masih terdapat beberapa hal yang tidak konteks dengan dunia kemahasiswaan, seperti berbagai macam kegiatan kepramukaan yang belum mampu mengoptimalisasi sifat dan ciri-ciri mahasiswa pada umumnya, yaitu Rasional, Analisis, Kritis, Universal, dan Sistematis.

Karena dalam merealisasikan tri dharma perguruan tinggi, seorang mahasiswa perlu memiliki sifat dan cirri-ciri yang telah disebutkan diatas. Jadi, sudah saatnya merekonstruksi gerakan pramuka di perguruan tinggi sehingga pramuka mampu menjadi wadah bagi mahasiswa yang sejatinya berdialektis.

Pembenahan sistem pendidikan juga mempunyai andil dalam meminimalisir permasalahan dalam dunia pramuka perguruan tinggi, seperti mengembalikan makna pendidikan ke titahnya semula, yaitu memanusiakan manusia, bukan untuk dikomersialisasikan.

Gaya perkuliahan juga perlu diubah dari pendekatan positivis ke pendekatan teori kritis, sehingga seorang mahasiswa yang berpraja muda karana sudah selayaknya dimerdekakan secara berpikir (Think of The box), bukan hanya selalu berkutik dalam kecerdasan dimensional.

Jika beberapa solusi tersebut diimplementasikan dalam pola gerakan pramuka, maka tentunya akan melahirkan mahasiswa yang bukan hanya sekedar berpramuka, tetapi juga generasi pancasilais yang mampu memaksimalkan fungsinya sebagai masyarakat intelektual, yaitu Agen Of Change.

** Her

14 thoughts on “Pramuka Perguruan Tinggi dan Tuntutan Agen Of Change

  1. Hello There. I found your blog the usage of msn. That is an extremely well written article.
    I’ll make sure to bookmark it and return to read more of your useful information. Thank you for the
    post. I’ll certainly comeback.

  2. Thank you for another informative site. Where else may
    I am getting that kind of information written in such a perfect means?
    I have a project that I’m simply now operating on, and I have been on the look out for such info.

  3. Hello there, just became alert to your blog through Google, and found that it’s truly informative.
    I am gonna watch out for brussels. I’ll appreciate if you continue this in future.
    Numerous people will be benefited from your writing.
    Cheers!

  4. Wow, amazing weblog structure! How long have you ever been blogging for?
    you make blogging glance easy. The overall look of your web site is great, as well as the content!

  5. Great post. I was checking continuously this blog and
    I’m impressed! Very helpful information specifically the last part :
    ) I care for such information much. I was
    looking for this particular information for a long time.
    Thank you and best of luck.

  6. Excellent site you’ve got here.. It’s hard to
    find high quality writing like yours these days.
    I truly appreciate people like you! Take care!!

  7. What’s up every one, here every one is sharing these know-how, therefore it’s good to read this web site, and I used to visit this webpage everyday.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *